Pemain yang berposisi sebagai gelandang jarang mendapatkan lampu sorot media. Padahal, fungsi mereka sangat kompleks di dalam tim.
Ya, mulai dari membangun serangan tim, merusak aliran serangan lawan, hingga orang pertama yang bertugas menghadang serangan balik lawan.
Jadi, wajar saja jika para gelandang bertahan mengoleksi kartu kuning atau merah yang agak berlebih.
Ketika Leicester City menjuarai Premier League 2015-2016 saja, peran vital N'golo Kante baru terekspos pada akhir-akhir kompetisi.
Reputasi Kante saat itu masih berada di bawah Jamie Vardy dan Riyad Mahrez, yang kontribusinya terukur lewat gol dan assist.
Berikut Enam Wasit Asing yang Sudah Siap Bertugas Memimpin Liga 1 - https://t.co/mz7czThnoU pic.twitter.com/CsRRrGpt18
— BolaSport.com (@bolasportdotcom) August 3, 2017
"Tidak masalah (jarang terekspos). Yang penting saya memberikan yang terbaik buat tim," ucap gelandang bertahan Madura United (MU), Asep Berlian kepada Bolasport.com.
"Itukan otomatis berguna buat diri sendiri juga. Saya hanya mencoba berusaha terus dan kerja keras, itu karakter saya," tutur pemain asal Bogor itu.
Menilik kiprah MU sebagai juara paruh musim, tentu mata penonton lebih tertuju pada marquee player asal Nigera, Peter Odemwingie.
Padahal, peran Asep sebagai perusak irama permainan lawan tidak boleh dipandang sebelah mata.
Sahih rasanya melabeli Asep Berlian sebagai salah satu "unsung hero" atau pemain yang berjasa namun kurang terkuak sepanjang putaran pertama kompetisi.
Editor | : | Ferril Dennys Sitorus |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar