Kelanjutan hubungan kerja sama antara tim McLaren dengan Honda yang sudah berlangsung selama dua tahun masih menyisakan tanda tanya.
Hasil kurang baik yang diraih tim asal Inggris pada ajang Formula 1 musim ini membuat mereka belum memberi kepastian untuk melanjutkan kerja sama dengan Honda sebagai penyuplai power unit mobil mereka.
Terakhir, pebalap McLaren-Honda, Fernando Alonso diisukan hengkang dari McLaren andai tidak ada komitmen nyata dari timnya untuk melakukan perbaikan.
Honda pun terancam keluar dari Formula 1 musim depan andai McLaren memilih pabrikan lain sebagai supplier bagi mesin mobil mereka.
Direktur Honda di Formula 1, Yusuke Hasegawa, mengatakan jika mereka sedang berusaha untuk memperbaiki performa mesin mereka guna meyakinkan McLaren.
"Saya masih mencoba untuk membuat performa yang baik untuk meyakinkan mereka (McLaren) tapi saya tidak yakin hal ini cukup (untuk meyakinkan McLaren)," kata Yusuke Hasegawa seperti dilansir BolaSport.com dari MotorSports.
Meski begitu Hasegawa yakin dengan pengembangan yang telah mereka lakukan dan menunjuk GP Singapura sebagai titik balik dari performa mesin yang mereka kembangkan.
GP Singapura menjadi pembuktian bagi Honda untuk menunjukkan potensi power unit mereka.
"Kami memiliki keyakinan tentang daya saing (di Singapura). Kami telah memutuskan mesin yang baru akan digunakan di Singapura," kata Hasegawa.
Dipilihnya GP Singapura sebagai tempat comeback McLaren-Honda karena karakter sirkuit tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan mesin Honda.
Demi mempersiapkan comeback di Singapura, tim McLaren-Honda secara sengaja mendapat pinalti di GP Belgia dan GP Italia agar terbebas dari hukuman saat balapan yang akan berlangsung di Sirkuit Jalanan Marina Bay (17/9/2017).
Editor | : | Imadudin Adam |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar