Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat terpikir oleh saya kala itu, kisah Cinderella akan terjadi di ajang ini. Leicester City bahkan melaju cukup jauh hingga babak perempatfinal sebelum dihentikan wakil Spanyol, Atletico Madrid.
The Foxes menjadi satu-satunya wakil Inggris di babak delapan besar Liga Champions musim lalu.
Prestasi membanggakan, karena paling tidak langkah Leicester City lebih jauh dari Manchester City dan Arsenal yang gugur di babak pertama fase knock-out.
Tottenham Hotspur bahkan gagal lolos dari fase grup.
Akibat hanya berada di posisi ke-12 pada klasemen akhir Liga Inggris musim 2016/2017 serta kegagalan Riyad Mahrez dkk memenangi trofi domestik seperti Piala Liga atau Piala FA, Leicester hanya fokus bermain di ranah domestik.
Musim ini, skuat Leicester City belumlah berubah banyak.
Hingga saat ini Craig Shakespeare, sang nahkoda, yang ditunjuk menggantikan Claudio Ranieri di pertengahan musim lalu, memang telah memperkuat tim dengan rekrutan pemain anyar, seperti Vicente Iborra (dari Sevilla), Kelechi Iheancho (dari Manchester City) dan Harry Maguire (dari Hull City).
Pada pekan pertama, nama terakhir bahkan telah bermain sejak menit pertama dan menyumbangkan satu assist dalam laga lawatan ke Emirates Stadium.
Dari sisi komposisi pemain, Leicester City cukup kompetitif untuk bersaing di ajang Liga Inggris.
Namun, Shakespeare tetap punya punya pekerjaan rumah untuk bisa mebawa timnya bermain lebih baik dibandingkan musim lalu.