Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelandang Chelsea, Wilian Borges, mengatakan dirinya tidak ingin menjadi pemimpin di skuat Chelsea.
Musim 2017-2018 ini menjadi musim kelima Willian berada di Chelsea setelah direkrut dari klub Rusia, Anzhi Makhachkala, pada 2013.
Pemain sayap berambut gimbal itu merupakan personel paling senior keempat di skuat The Blues saat ini.
Kalau ukurannya adalah periode masa kerja secara runtun, lama pengabdian Willian cuma kalah dari Gary Cahill (sejak 2012), Eden Hazard (2012), dan Cesar Azpilicueta (2012).
Manajer Chelsea, Antonio Conte, telah menjelaskan pada pramusim jika dia ingin pemainnya lebih berperan lagi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh mantan kapten, John Terry.
Tetapi, Willian mengatakan bahwa mengganti posisi John Terry sebagai pemimpin bukanlah gayanya.
(BACA JUGA: Legenda Chelsea: Alvaro Morata Bisa Gantikan Diego Costa)
"Saya tidak suka menjadi pemimpin, saya suka bermain sepak bola," kata Willian kepada London Evening Standard seperti dikutip oleh BolaSport.com.
"Benar ini musim kelima saya di Chelsea dan sangat baik untuk berada di suatu klub dalam waktu yang lama, tetapi saya tidak suka untuk menjadi pemimpin," tuturnya.
Pemain asal Brasil itu memilih menyerahkan tugas tersebut kepada Cahill, David Luiz, Azpilicueta, dan Cesc Fabregas.
"Saya hanya ingin menikmati pertandingan dan membantu tim. Saya tidak akan pernah berteriak di ruang ganti, saya tidak menyukainya," ujar pemain berusia 29 tahun itu.
"Bukan karena saya malu. Saya akan berteriak di lapangan, tetapi tidak akan pernah di ruang ganti. Itu bukan profil saya," katanya lagi.
Chelsea transfer news: Antonio Conte warns Willian amid Man United transfer speculation - Metro https://t.co/Y8YEcqWkts #chelsea #facup pic.twitter.com/BY7GGkNoi4
— C'mon Chelsea (@chelseacmon) May 19, 2017
Ketika situasi tidak sejalan dengan yang diharapkan oleh Chelsea saat melawan Burnley (12/8/2017), Willian memimpin dengan memberikan contoh.
Willian meningkatkan performa tim ketika Cahill dan Fabregas mendapatkan kartu merah.
Pemain bernomor punggung 22 itu juga memberikan assist yang kemudian diterima dengan baik oleh Alvaro Morata.
Morata meneruskannya untuk mencetak satu gol pada pertandingan melawan Burnley yang berujung kekalahan 2-3 The Blues.