Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kedatangan Renato Sanches, pemain muda terbaik di Piala Eropa 2016, ke Swansea City mengundang banyak atensi media. Namun, aksi pertamanya di Liga Inggris terbenam di bawah penampilan impresif gelandang Newcastle United, Mikel Merino.
Sanches melakukan debutnya bagi Swansea dalam laga kontra tim promosi, Newcastle, di Liberty Stadium, Minggu (10/9/2017).
Gelandang berambut gimbal ini datang dengan reputasi mentereng.
Ia dipinjamkan dari tim juara Jerman, FC Bayern Muenchen, yang membelinya seharga lebih dari 35 juta euro dari jagoan Portugal, Benfica.
Tahun lalu, Sanches membantu membawa Portugal menjuarai Euro 2016.
Baca Juga: 5 Mantan Striker Tajam Ini Jadi Pelatih Legendaris, Sir Alex Ferguson Salah Satunya
Namun, Sanches tak berdaya di laga perdananya itu.
Ia kehilangan bola 23 kali sepanjang laga, terbanyak dari para pemain kedua tim di lapangan.
Sanches tak menciptakan satu pun kesempatan mencetak gol bagi rekan-rekannya. Ia terlihat tak terlalu berani mengambil risiko dengan hanya 7 kali mengoper bola ke arah depan.
Sebagai seorang gelandang perusak serangan lawan, ia hanya mampu tiga memenangkan bola kembali bagi Swans.
Lebih menariknya, ia tidak melancarkan satu pun tackle sepanjang laga.
Bandingkan angka-angka tadi dengan Mikel Merino.
Pemain yang Newcastle pinjam dari rival Bayern, Borussia Dortmund, itu menggelora di lapangan tengah.
Merino efisien dengan si kulit bundar dan hanya 10 kali kehilangan bola sepanjang 90 menit.
Pemain kidal ini juga sukses memenangkan bola kembali 8 kali dan punya akurasi tackle 100% (5 dari 5).
Ia pun mengancam pertahanan lawan dengan menciptakan 1 kesempatan mencetak gol bagi rekan-rekannya dan 14 kali mengoper ke depan.
Wajar apabila pelatih Swansea, Paul Clement, pun meminta anak asuhnya meningkatkan permainan di laga berikut.
"Ia melakukan beberapa hal bagus, dan beberapa hal yang kurang bagus di laga ini," ujarnya.
"Banyak ekspektasi seputarnya, hal itu normal. Ia pemain yang akan bertambah bagus dan bagus seiring ia lebih mengenal sistem, kultur, dan rekan-rekan barunya," tutur mantan asisten Carlo Ancelotti di FC Bayern itu.