Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jelang Jamu Manchester United, Liverpool Dinilai Seperti Robin Hood, Ini Buktinya!

By Anggun Pratama - Jumat, 13 Oktober 2017 | 21:06 WIB
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, menggerutu saat timnya kalah 0-5 dari Manchester City pada partai Liga Inggris di Stadion Etihad, Sabtu (9/9/2017). (PAUL ELLIS/AFP)

 Kekurangan Liverpool FC yang masih terlihat pada era Juergen Klopp adalah soal konsistensi dan rapuhnya lini belakang. Masalah ini menjadi penghambat akselerasi progres Si Merah bareng Klopp, termasuk saat menjamu Manchester United akhir pekan ini.

Liverpool sungguh sulit dihentikan ketika melawan tim besar di Premier League, tetapi kerap keteteran melawan tim papan tengah dan bawah.

Musim ini saja, kubu Merseyside Merah sudah kehilangan poin dari Watford, Burnley, dan Newcastle United.

"Ketika lawan berani menyerang, Liverpool oke. Mereka bisa memainkan kombinasi operan dan sangat cepat dalam serangan balik. Kelemahan besar mereka adalah tak bisa mengalahkan tim kecil di kandang sendiri," ujar pandit Sky Sports, Gary Neville.

(Baca juga: Liga Inggris Jeda, Penyerang Leicester City Jadi Pelayan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar)

Liverpool kesulitan membongkar tim dengan pertahanan yang dalam. Tak cuma itu, Si Merah tak terbantu dengan pemborosan peluang yang mereka lakukan.

Cara bertahan yang buruk membuat Liverpool kerap kehilangan poin dari tim kecil, terutama dari situasi bola udara atau bola mati.

"Liverpool sangat buruk dalam urusan zonal marking. Melihat pengaturan posisi Si Merah, dari sisi set piece, mereka pasti akan selalu kebobolan," ujar Jamie Carragher.

(Baca juga: Tahun Lalu Putuskan Pensiun, Eks Kiper Liverpool Akui Sempat Ingin Bunuh Diri)

Cara tersebut kerap digunakan oleh tim papan tengah-bawah ketika melawan Liverpool. Tak heran bila Si Merah mendapat ejekan sebagai Robin Hood.