Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan Pelatih timnas Inggris, Sven-Goran Eriksson, mengaku bahwa ia hampir saja membesut Chelsea.
Pada tahun 2003, miliarder asal Rusia, Roman Abramovich, membeli saham mayoritas Chelsea.
Setelah kepemilikannya berpindah tangan, Chelsea kemudian mencoba mendekati Sven-Goran Eriksson yang kala itu masih melatih timnas Inggris.
Manajemen klub berjuluk The Blues itu pun mengadakan pertemuan dengan Eriksson untuk bernegosiasi meski saat itu Claudio Ranieri masih menjabat sebagai manajer klub.
(Baca Juga: Harga Lengan Jersey Chelsea Bisa Beli 981 Unit Apartemen Meikarta!)
Namun Eriksson kemudian menolak tawaran Chelsea dan memilih melanjutkan tugasnya di timnas Inggris
"Sehari setelah pertemuan itu, semua surat kabar di Inggris menulisnya. Dan saat itu saya adalah pelatih Inggris," ucap Eriksson kepada Daily Star yang dikutip BolaSport.com.
"Jadi saya harus mengatakan: 'tidak, saya tidak bisa melakukannya karena orang-orang akan membunuh saya?'"
(Baca Juga: Barcelona Bantah Pernah Ingin Datangkan Bek Tottenham Hotspur Senilai Rp 391 Miliar)
Menurut pria yang kini berusia 69 tahun itu, mengundurkan diri dari jabatannya di timnas Inggris adalah hal yang hampir mustahil saat itu.
"Bila Anda adalah pelatih Inggris anda tidak pernah mengatakan 'saya akan berhenti' karena Anda adalah pengkhianat." ujar Eriksson.
"Anda harus duduk di sana dan menunggu sampai mereka (Federasi Sepak Bola Inggris) memecat Anda," pungkasnya.
(Baca Juga: Bersama Antonio Conte, Alvaro Morata Jadi yang Pertama)
Berhubung tawaran yang dilayangkan kepada Eriksson ditolaknya, Chelsea akhirnya menunjuk Jose Mourinho.
Eriksson yang kemudian meninggalkan timnas Inggris usai tersingkir di Piala Dunia 2016 pun memanajeri Manchester City dan Leicester City di Liga Inggris.
Sebelum melatih timnas Inggris, Eriksson pernah melatih eks pemain timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, kala sama-sama masih berada di Sampdoria.