Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain Watford, Richarlison menjadi buah bibir saat ini setelah mampu tampil apik di Liga Inggris, namun masa lalu pemain 20 tahun ini cukup memprihatinkan.
Pemain asal Brasil, Richarlison tampil menawan musim di bersama Watford dengan torehan lima gol dan tiga assist.
Terakhir Ricarlison berhasil mencetak satu gol saat Watford mengalahkan West Ham United 2-0 di pekan ke-12 Liga Inggris di Stadion Vicarage Stadion, Minggu (20/11/2017).
Namun dibalik penampilannya yang menawan musim ini di Liga Inggris, Richarlison memiliki masa kecil yang kelam karena berasal dari daerah kumuh di negara asalnya Brasil.
Dilansir BolaSport.com dari Daily Mail, pemain yang di transfer Watford dari Fluminense musim ini pada saat kecil kerap kali di harus ditodong pistol oleh geng narkoba.
Pada saat berusia 14 tahun, Richarlison yang sedang bermain sepak bola di kampung halaman di Nova Venecica di tenggara Brasil kerapa kali didatangi gang pengedar Narkoba yang kemudian menodongkan pistol ke keningnya karena dianggap melewati daerah terlarang.
"Pada saat itu saya sangat takut, karena kalau mereka menarik pelatuknya maka semuanya sudah berakhir. Dia mengatakan kepada kami bahwa jika dia menemukan kami lagi dia akan menembak saya dan teman-teman tanpa ampun," dilansir BolaSport.com dari Daily Mail.
(Baca juga: Cristiano Ronaldo Tak Berguna Saat Menyerang Maupun Bertahan)
Richarlison's goal! pic.twitter.com/lU0QKiuqnh
— Brazil Football (@BrazilEdition) November 19, 2017
Richarlison mengatakan bahwa para gang narkoba menganggap dirinya mencuri Narkoba padahal dirinya hanya bermain sepak bola bersama teman-temannya.
Meski memiliki pengalaman menakutkan namun pemain berusia 20 tahun ini sangat mencintai kampung halamannya Nova Venicica meski sang pemain juga tahu berbahayanya kota tersebut dengan penjualan narkoba dan senjata api.
Namun Richarlison enggan tergoda dengan penjualan narkoba dan lebih memilih bekerja dengan berjualan es krim.
"Mayoritas teman saya pergi untuk menjual narkoba di jalanan karena dari situ mereka menghasilkan banyak uang Tapi saya tahu itu salah, jadi saya menjual cokelat dan es krim serta mencuci mobil karena saya tahu itu pekerjaan yang tepat untuk membantu ibuku."
"Teman-teman saya selalu mengatakan kepada saya, ayo kemarilah, jangan menjadi gadis kecil kemarilah dan merokok bersama kami lalu menjual narkoba bersama-sama, Anda bisa menghasilkan lebih banyak uang," ujar Richarlison.
Namun Richarlison tetap tidak terpengaruh dan mengungkapkan bahwa pelatihnya di tim junior yang juga bekerja di kepolisian yang selalu memberi saran untuknya agar tidak terjun ke dalam dunia kriminal.
(Baca juga: Gawat! Cristiano Ronaldo Berpeluang Hanya Cetak 4 Gol di Liga Spanyol Musim Ini)
Richarlison kemudian terus merajut mimpinya di sepak bola, namun hingga usia 17 tahun tidak ada yang mengambilnya dari tim lokal.
Barulah kemudian klub divisi dua, America Mineiro tertarik memberinya kontrak dan saat dikontrak itulah untuk pertama kalinya dirinya membeli sepatu sepakbola.
"Itu karena saya menandatangani kontrak resmi dan saya bisa membeli sepatu resmi pertama saya," ucap Ricahrlison.
"Sebelumnya saya biasa bermain dengan apa pun yang saya temukan, meminjam sepatu dari satu orang ke orang yang lain."
Sejak saat itu karir Richarlison berkembang cukup pesat dan kemudian hijrah ke klub besar Brasil Fluminense dan setelah menuju Liga Inggris.
7 - Richarlison's strike was his seventh goal involvement in the Premier League this season (5 goals, 2 assists), but his first at Vicarage Road. Parish. pic.twitter.com/zfmEmU4zGi
— OptaJoe (@OptaJoe) November 19, 2017
Perjalanan karir Richarlison menunjukan bahwa sepakbola adalah harapan dan pembawa keajaiban.
Seorang pemuda yang dulunya hidup di daerah yang dekat dengan kriminalitas dan bahkan tak memiliki sepatu sepak bola untuk bermain sepak bola kini menjadi pemain muda paling dibicarakan di Liga Inggris.