Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Meski kerap terlibat persaingan sengit, pelatih Manchester City, Pep Guardiola, menilai arsitek tim Manchester United, Jose Mourinho, tidak ubahnya seperti saudara kembar.
Rivalitas Pep Guardiola-Jose Mourinho sudah terjadi sejak 2010 di Liga Spanyol.
Saat itu Guardiola menangani FC Barcelona, sementara Guardiola menjadi pelatih Real Madrid.
Padahal, keduanya pernah punya relasi yang baik.
Tepatnya, saat Guardiola masih bermain untuk Blaugrana dan Mourinho menjadi penerjemah untuk Sir Bobby Robson yang kala itu melatih Guardiola.
(Baca juga: Chelsea Hamburkan Rp 726 Miliar untuk Beli Tukang Blunder)
Keduanya kembali bertemu dan saling sikut di Liga Inggris. Guardiola bersama Manchester City, Mourinho dengan Manchester United.
Mereka akan bersua di lanjutan Liga Inggris pada laga derby di Old Trafford, Minggu (10/12/2017).
Guardiola tidak mau memusingkan rivalitas tersebut. Bagi pria asal Spanyol itu, dirinya dan Mourinho berbagi ambisi serupa untuk memenangi gelar.
"Dalam hal ambisi, Mourinho dan saya adalah saudara kembar. Dia ingin memenangi trofi, saya juga," kata Guardiola, seperti BolaSport.com kutip dari Sky Sports.
Guardiola on sharing Mourinho's obsession with winning trophies.
"Definitely. In that we are twins." pic.twitter.com/p3HmZnbXUf
— Vindelöf (@SemperFiUtd) December 8, 2017
(Baca Juga: Meski Bisa Menang Atas Juventus, Inter Milan Belum Tentu Juara Liga Italia)
Ambisi demikian pun dinilai Guardiola bukan monopoli dia dan Mourinho saja.
"Semua pelatih punya ambisi sama. Antonio Conte (Chelsea), Juergen Klopp (Liverpool), dan Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur) juga demikian," tutur Pep.
Manchester City dan Manchester United saat ini masih berada di posisi dua teratas klasemen sementara Liga Inggris.
Manchester City di urutan pertama dengan 43 poin, Man United di urutan kedua dengan defisit delapan poin.
Kalau menang, Man City bisa memperlebar jarak menjadi 11 poin.
(Baca juga: Pelatih Valencia: Real Madrid Memburuk)
Bagi Guardiola, hanya aspek itu yang penting. Rivalitasnya dengan Mourinho bukan jadi alasannya untuk menang.
"Saya dan Mourinho senang bersaing dan menang. Namun, percaya pada saya, tak ada yang istimewa dari kemenangan melawan tim Jose Mourinho," ucap Guardiola.
Dia juga tidak mau memusingkan taktik defensif yang kerap jadi andalan kompetitornya asal Portugal itu.
"Kami sudah sering bertemu di laga-laga besar. Saya dan dia punya sudut pandang berbeda terhadap sebuah pertandingan, dan itu normal. Saya tak mau mengkritik kolega saya karena tiap manajer punya gaya sendiri-sendiri," ucap Guardiola.
"Pada akhirnya, saya dan Mourinho paham kalau kami sama-sama ingin menang," lanjutnya.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on