Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester United tampil buruk pada pertandingan perempat final Piala Liga Inggris, Kamis (21/12/2017).
Manchester United harus takluk 1-2 dari tim kasta kedua Liga Inggris, Bristol City.
Pada pertandingan tersebut tim asuhan Jose Mourinho itu gagal menunjukkan kualitas terbaik dan harus merelakan 2 gol bersarang ke gawang mereka.
Dilansir BolaSport.com dari Sky Sports, ada beberapa faktor yang membuat Manchester United tampil buruk dalam beberapa pertandingan.
Yang pertama dan paling utama adalah permasalahan kreativitas yang menghilang dari tim beralias Setan Merah itu.
Buktinya pada 7 laga awal Liga Inggris, Manchester United membuat 91 peluang, rata-rata 13 per pertandingan.
Namun dalam 13 pertandingan setelahnya, The Red Devils hanya membuat 75 peluang atau 6 secara rata-rata.
Yang terbaik, Manchester United membuat 18 peluang pada pekan ketiga Liga Inggris kontra Swansea City.
Setelah itu Man United seolah kebingungan untuk mengkreasi peluang.
(Baca Juga: Ranking FIFA Desember 2017, Indonesia Terjun Bebas, tetapi Masih Ungguli Malaysia)
Bahkan, mereka hanya sanggup membuat dua peluang saat bertandang ke Anfield, markas Liverpool.
Pada awal musim, Henrikh Mkhitaryan menjadi pemain yang tampil cemerlang dan menjadi otak permainan dengan catatan lima assist dalam tiga pertandingan awal.
Namun, pemain asal Armenia itu seolah tenggelam di pertandingan-pertandingan setelahnya dan bahkan gagal menembus skuat utama.
Ketidakhadiran Paul Pogba juga menjadi permasalahan tersendiri bagi Man United.
Dalam empat pertandingan awal, Pogba mengukir setidaknya 12 peluang per 90 menit pertandingan.
Akan tetapi, setelah ia dibekap cedera hingga tampil kembali melawan Newcastle United, kreativitas Man United seolah terjun bebas.
Tanpa Pogba mereka hanya bisa membuat rata-rata tujuh peluang per laga.
Ketika pemain asal Prancis itu kembali bermain, lini tengah Man United hidup kembali dengan membuat 13 peluang pada laga kontra Newcastle.
Tak lama setelah itu, Pogba mendapat kartu merah pada pertandingan kontra Arsenal dan tak boleh tampil dalam tiga pertandingan.
(Baca Juga: Jika Tuntutan Atletico Madrid Terkabul, Barcelona Bisa Bernasib Sama Seperti AS Roma Era 2005!)
Hasilnya, Man United hanya membuat 17 peluang dalam tiga pertandingan.
Masalah Man United tak hanya di lini tengah, melainkan juga di depan.
Romelu Lukaku, juru gedor andalan Man United gagal mempertahankan performa ciamik di awal musim.
Kurang suplai dari lini tengah bisa jadi faktor yang membuat Lukaku gagal bersinar dalam beberapa pertandingan.
Namun jika melongok 23 umpan silang yang gagal ia konversikan menjadi satu gol pun kala melawan Huddersfield Town jadi tinta hitam yang mencoreng bagi Lukaku.
Tak cukup sampai di situ, Mourinho juga menjadi pihak yang disalahkan atas penurunan prestasi Man United.
Kebebalan Mourinho dalam menerapkan strategi bertahan di lapangan membuat Setan Merah gagal bersaing dengan tim big six.
Menghadapi tim-tim besar, Manchester United hanya membuat 17 peluang dalam empat pertandingan.
Hanya Tottenham Hotspur dan Arsenal yang berhasil mereka kalahkan.
(Baca Juga: Setelah Ricardo Kaka Pensiun, Miracle of Istanbul Hanya Menyisakan Satu Pemain Aktif)
Sisanya, Man United ditundukkan Chelsea dan Manchester City serta ditahan imbang Liverpool.
Dengan berbagai catatan itu, tak mengherankan jika Man United saat ini tertinggal 11 poin dari Man City di puncak klasemen.
Bahkan, Pogba cs harus tertunduk lesu setelah dikalahkan Bristol di Piala Liga Inggris.