Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AS Roma akan menjamu pemimpin klasemen sementara Liga Italia, Napoli, Sabtu (14/10) di Stadion Olimpico.
Penulis: Dian Savitri
Sekilas, laga itu seperti partai lain di Liga Italia, tetapi tidak demikian untuk pelatih AS Roma, Eusebio Di Francesco.
EDF menyebut laga tim asuhannya melawan Napoli itu adalah duel fundamental bagi mereka yang berambisi meraih scudetto musim ini.
Laga ini bukan play-off untuk peran anti-Juventus.
Meski demikian, menjamu Napoli akan punya rasa spesial. Merupakan laga fundamental bagi siapa saja yang ingin memiliki ambisi menjadi scudetto.
Jadi, itu bukan play-off,” kata EDF seperti dikutip dari Football Italia.
EDF tahu betapa pentingnya pasukan Giallorossi untuk menghadapi Napoli.
Partenopei, julukan Napoli, di bawah racikan Maurizio Sarri menjadi satu-satunya klub yang selalu menang di Liga Italia musim ini setelah tujuh laga.
Roma akan menjadi ujian berikut untuk Napoli, yang dianggap hanya bisa menang atas klub-klub lemah, sampai mereka menghadapi Lazio pada pekan kelima.
Pasukan ibu kota Italia itu memiliki peringkat tertinggi dibanding enam tim lain yang telah diladeni Napoli musim ini, yaitu keempat, dan Napoli menang 4-1, juga di Olimpico.
Betapa puasnya Sarri usai pertandingan itu.
Ia bisa menunjukkan bahwa anak asuhannya bisa menang atas tim kuat.
Kini, datang Roma, penguasa Olimpico lainnya.
Musim lalu, Napoli tidak bisa mengalahkan Roma, kandang dan tandang.
(Baca juga: Inilah Alasan Timnas Indonesia Tak Bisa Berpartisipasi di Kualifikasi Piala Asia 2019)
Ketika itu, Roma masih ditangani oleh Luciano Spalletti. Roma sudah berganti pelatih, namun tidak dengan Napoli. EDF pun menyebut Sarri sebagai pelatih yang mujur.
“Dia sangat beruntung memiliki dukungan penuh dari klub. Mereka memberi Sarri waktu untuk mengembangkan ide-idenya. Awalnya memang buruk, namun mereka sabar menanti. Kini, para pemain Napoli bisa bermain dengan mata tertutup,” kata EDF.
Sarri pun sadar kalau EDF dan Roma musim ini bukan tim lemah. Musim pertama Di Francesco dilalui dengan tidak buruk.
Lima kali menang dan satu kali kalah, plus masih menyimpan satu laga akibat penundaan laga melawan Sampdoria pada pekan ke-3, menunjukkan hal itu.
“Di Francesco melakukan kerjanya dengan bagus. Roma juga adalah klub yang kuat. Sejauh ini, mereka sudah menang lima kali dan kalah satu kali. Tim yang kuat akan membuat kami waspada. Akan menjadi laga yang kompetitif, namun saya percaya pada skuat yang saya miliki,” kata Sarri.
Dzeko-Mertens
Tak bisa dimungkiri, laga Roma kontra Napoli juga akan menjadi ajang unjuk kekuatan striker masing-masing.
Edin Dzeko di Roma dan Dries Mertens di Napoli sama-sama sudah membuat tujuh gol di Liga Italia.
Hanya, Dzeko lebih produktif, karena ia membuatnya dalam enam laga, sementara Mertens di tujuh laga.
Kebetulan juga, selama Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa, pada fase grup, Bosnia- Herzegovina yang diperkuat Dzeko, berada satu grup dengan Mertens yang tampil bersama Belgia.
Belgia lolos ke Rusia, sedangkan Bosnia gagal.
Peran Mertens sebagai striker semakin besar, karena cederanya Arkadiusz Milik.
Striker asal Polandia itu absen sejak 25 September lalu, gara-gara cedera lutut.
Diperkirakan, Milik akan kembali pada 1 Februari tahun depan.
Kalau Milik menjadi satu-satunya pemain Napoli yang absen, tidak demikian dengan Roma.
Gelandang Kevin Strootman serta dua striker murni, Patrik Schick dan Gregoire Defrel, masih cedera.
Dzeko pun menjadi satu-satunya striker murni yang dimiliki Roma saat ini.
Sangat layak dinanti, apakah Roma di Olimpico akan menjadi klub pertama yang bisa memutus rentetan kemenangan Napoli musim ini?
Ataukah Roma akan menjadi korban kedelapan Napoli?