Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dihujat, disebut tak cocok sebagai kapten, memberi contoh buruk, pengkhianat. Segala opini negatif tersebut tak membuat Mauro Icardi kehilangan jati dirinya: pembunuh berdarah dingin di kotak penalti.
Karier Mauro Icardi bersama Inter Milan memang tak selalu mulus.
Pada 16 Oktober 2016, ia meluncurkan biografinya yang kontroversial bagi kebanyakan fan Inter.
Dalam buku bertajuk Sempre Avanti, la mia storia segreta, Mauro Icardi mengungkapkan kegeramannya kepada ultras setelah kalah 1-3 dari Sassuolo pada Feburari 2015.
Icardi mengecam aksi ultras yang mengambil dan membuang jersey Inter kembali ke lapangan, padahal jersey itu ia berikan buat seorang anak-anak pendukung Inter.
(Baca Juga: Liverpool Vs Manchester United - Romelu Lukaku Buntu Lagi, Catatannya Masih Kalah Jauh dari Jamie Vardy)
Dalam biografi itu, Icardi mengeluarkan unek-uneknya terhadap kelompok ultras dengan nada mengancam.
Fan pun geram dan meminta klub mencopot status kapten yang Icardi emban.
Setahun berselang, barangkali masih banyak yang benci kepada Icardi. Tetapi, kapten berusia 24 tahun itu tak peduli.
Pada laga besar menghadapi AC Milan pada Minggu (17/10/2017), ia membuat hattrick!