Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Andrea Pirlo memutuskan pensiun sebagai pesepak bola pada Senin (6/11/2017). Eks gelandang elegan berusia 38 tahun ini tutup buku dengan tergolong spesies pemain langka di Italia.
Status langka yang dimaksud terkait kiprah Andrea Pirlo memperkuat tiga klub terbesar Italia: Juventus, AC Milan, dan Inter Milan.
Sepanjang sejarah, hanya ada 11 orang yang pernah membela triumvirat raksasa penguasa gelar terbanyak Liga Italia tersebut.
Media Italia kerap menjuluki Pirlo blunder penjualan terbesar dalam sejarah transfer Inter Milan.
Hanya dua musim menjadi bagian skuat Nerazzurri (1998-1999, 2000-2001), Andrea Pirlo lantas menjelma sebagai legenda pada dua klub rival bebuyutan tradisional Sang Hitam-Biru.
Kariernya paling lama bersama Milan (2001-2011) dengan torehan total sembilan gelar, termasuk dua trofi Liga Champions (2003, 2007).
(Baca Juga: 12 Gelandang Pencetak Hat-trick di Liga Italia Selain Sami Khedira, Nomor 6 Gak Nyangka!)
Pindah secara gratis ke Juventus, Pirlo langsung menjadi elemen vital dalam fondasi kebangkitan I Bianconeri mulai musim 2011-2012.
Sebelum hengkang dua tahun lalu, dia mempersembahkan empat scudetti beruntun bareng Juventus, plus dua gelar Piala Super Italia dan satu titel Coppa Italia.
Selain Pirlo, berikut 10 penyeberang lain yang pernah berseragam Juventus, AC Milan, dan Inter Milan, seperti dihimpun BolaSport.com dari berbagai sumber.
1. Luigi Cevenini
Luigi Cevenini (III)
— Ulgad MIseM [091] (@UlgadMadura) July 12, 2016
Lahir : 16 Maret 1895
Wafat : 23 Juli 1968 #CaveniniBrothers pic.twitter.com/VI39B5aGFv
Inilah sosok peneroka alias pelopor kepindahan di antara tiga tim raksasa blok Italia Utara.
Luigi Cevenini kerap disebut Cevenini III untuk membedakan dia dengan empat saudaranya yang yang juga pesepak bola, yakni Aldo (Cevenini I), Mario (Cevenini II), Cesare (Cevenini IV), dan Carlo (Cevenini V).
Muncul di level top pertama kali dengan AC Milan (1911-1912), Cevenini lebih kondang sebagai legenda di Inter dalam tiga periode (1912-1915, 1919-1921, 1922-1927).
(Baca Juga: Kisah Tolak Bala Vincenzo Montella: Janji Si Pengusir Setan)
Statistiknya mengagumkan sebagai penyerang di Nerazzurri dengan ukiran 158 gol dari 190 penampilan.
Kariernya kemudian dilanjutkan ke Juventus (1927-1930), klub besar terakhirnya.
2. Giuseppe Meazza
Seperti halnya Cevenini III, Giuseppe Meazza lebih akrab dengan predikat legenda Inter Milan.
Kariernya dihabiskan 14 musim dengan Tim Hitam-Biru (1927-1940, 1946-1947).
Mantan bomber subur Italia yang namanya diabadikan sebagai identitas stadion top di Kota Milan itu menjalani karier singkat di AC Milan (1940-1942) dan Juventus (1942-1943).
3. Enrico Aldo Candiani
80 en el Meazza #Inter 1-0 #ACMilan
— HASHTAG_FUNNYXD (@HashTAG_FunnyXD) September 13, 2015
J3 #SerieA
Goles:F. Guarín#EnInterYMilan
Enrico Candiani con ambos pic.twitter.com/zi94glEs9g
Eks penyerang yang meninggal dunia pada 2008 itu mengawali karier di Inter (1938-1946), pindah menuju Juventus pasca-Perang Dunia II, dan gabung ke Milan pada awal dekade 1950-an.
4. Aldo Serena
Aldo Serena istimewa karena menjadi pemain perdana yang sukses memenangi hat-trick scudetto bersama Juventus, AC Milan, dan Inter Milan.
Dia merupakan pelakon pertama transfer yang melibatkan tiga tim terbesar Italia itu pada era televisi berwarna.
Serena ikut menjuarai Liga Italia dengan Juve (1985-1986), Inter (1988-1989), serta dua kali bersama Milan (1991-1992, 1992-1993).
Roberto Baggio merupakan figur pertama yang terlibat transfer Juve-Milan-Inter pada era sepak bola modern.
Dia adalah bintang di skuat Juventus pada awal dekade 1990-an, sebelum hijrah menuju Milan di 1995.
Inter baru kebagian sentuhan Baggio pada musim 1998-2000.
Di antara ketiga tim itu, Baggio tak meraih gelar bersama Inter.
Sosok yang terkenal dengan kuncir di rambutnya itu mengangkat tiga trofi untuk Juve dan satu bareng Milan.
6. Edgar Davids
Pemain asing atau non-Italia pertama yang pernah memperkuat trio Juve-Milan-Inter.
Edgar Davids mencicipi kompetisi Italia pertama kali bersama Milan saat direkrut dari Ajax Amsterdam pada 1996.
Namun, kariernya lebih cemerlang bersama Juventus (1997-2004), sebelum melakoni masa bakti singkat berbalut 14 penampilan liga dengan Inter (2004-2005).
Sosok yang terkenal dengan hobinya berganti-ganti klub ini memilih Juventus sebagai klub besar pertamanya pada 1996-1997.
Nama Christian Vieri melejit lebih harum di Inter berbekal catatan 123 gol dari 190 partai (1999-2005).
Segera setelah hengkang dari Nerazzurri, Vieri menyeberang ke Milan, tapi perjalanan kariernya seperti sekilas saja.
Dia cuma menceploskan satu gol dalam 8 partai Serie A dengan baju Rossoneri (2005-2006).
Ils ont joué à l'Inter, la Juve et au Milan: Patrick Vieira pic.twitter.com/WTLCIH0oSk
— Stile Juve (@Stile_Juve) July 15, 2017
AC Milan berjasa membawa Patrick Vieira ke Italia pada 1995-1996.
Hanya dua laga di Rossoneri, lelaki Prancis ini memperkuat Juventus semusim (2005-2006) setelah bergelimang kejayaan bareng Arsenal.
Inter Milan menjadi pelabuhan terakhir Big Pat di Italia.
Mantan gelandang yang kini menjabat sebagai pelatih New York City FC itu mengoleksi lima gelar bareng Inter (2006-2010), lalu pensiun bersama Manchester City di Inggris.
#NoticiasEnPerú Zlatan, Edgar Davids y los cracks que jugaron en Inter, AC Milan y Juventus https://t.co/nwCb1KscYg pic.twitter.com/f0j1MzdTFM
— Satelite Deportes (@sdeportesweb) February 29, 2016
Zlatan Ibrahimovic bisa dibilang sebagai penyeberang paling seimbang.
Dia stabil menjadi idola dan kontribusinya juga sama signifikan untuk Juve-Inter-Milan.
Simak rapornya.
Andai tidak dihapus akibat skandal calciopoli, gelar juara Liga Italia 2004-2005 dan 2005-2006 masuk daftar titel Ibrahimovic dengan Juventus disertai ukiran 26 gol dalam 92 gim.
Pria raksasa asal Swedia itu kemudian bergelimang lima trofi dengan Inter Milan selama 2006-2009 (total 117 partai/66 gol).
Diselingi karier singkat bersama Barcelona, Ibrahimovic lantas menjadi kunci kejayaan AC Milan saat menjuarai Liga Italia 2010-2011 dan Piala Super Italia 2011 (85 partai/56 gol).
10. Leonardo Bonucci
Bonucci mengawali karier di akademi Viterbese kemudian pindah ke tim junior Inter Milan pada 2005.
Debutnya di Serie A muncul ketika I Nerazzurri (Hitam-Biru) menghadapi Cagliari pada pekan terakhir musim 2005-2006.
Itulah satu-satunya partai liga yang dijalani Bonucci sebagai pemain Inter.
(Baca Juga: Alasan AC Milan Harus Pertahankan Vincenzo Montella, Setuju?)
Setelahnya, dia mengalami masa peminjaman di Treviso, Pisa, hingga mantap menjadi andalan Bari pada 2009-2010.
Performa Bonucci bersama Bari memancing minat Juventus.
I Bianconeri (Putih-Hitam) pun menyulapnya sebagai salah satu bek tengah terbaik di dunia sejak itu.
Kelar menjalani sembilan musim, 319 penampilan, dan 12 trofi, suami model Martina Maccari itu berpindah haluan ke AC Milan per 2017.