Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Membutuhkan waktu satu bulan untuk mengetahui langkah AC Milan pada tahun depan. Pelatih baru I Rossoneri, Gennaro "Rino" Gattuso, diprediksi hanya menjadi pemimpin sementara di ruang ganti Milan sebelum hadirnya Antonio Conte atau Carlo Ancelotti.
Rino Gattuso, yang dikontrak dari 27 November 2017 sampai 30 Juni 2019, memiliki tugas mengangkat performa Milan di lapangan.
Akan tetapi, CEO Milan, Marco Fassone, juga memainkan peran yang sama pentingnya di Nyon, Swiss, dan London, Inggris.
Fassone terbang ke Swiss untuk melobi UEFA terkait Financial Fair Play (FFP).
(Baca Juga: Rekan Setim di Barcelona, Pep Guardiola Tak Sabar Berjumpa dengan Pelatih Southampton)
Sementara itu, dia ke Inggris berurusan dengan perusahaan pendanaan Elliott Management, yang meminjamkan Li Yonghong uang sebesar 303 juta euro (sekitar Rp 4,85 triliun) saat membeli Milan, untuk membicarakan pembayaran pinjaman.
Keputusan dari UEFA dan Elliott, yang disinyalir akan selesai sebelum Natal, akan memengaruhi strategi Milan ke depannya dalam menentukan pelatih.
Bukan menjadi rahasia lagi bahwa Fassone dan Direktur Olahraga Milan, Massimiliano Mirabelli, berambisi mendatangkan Antonio Conte dan Carlo Ancelotti.
Namun, Conte dan Ancelotti tentunya ingin memastikan bahwa keuangan Milan sehat.
Pasalnya, mereka membutuhkan dana segar demi membawa pemain-pemain impiannya.
(Baca Juga: Rekan Senegara Lionel Messi Punya Umpan Silang Terakurat di Liga Italia)
Seperti dikutip BolaSport.com dari situs Transfermarkt, dalam dua musim terakhir menukangi Chelsea saja, Conte telah membelanjakan 299,43 juta pounds (sekitar Rp 5,41 triliun).
Here is our new boss, Gennaro Gattuso, leading his debut training session at Milanello
— AC Milan (@acmilan) November 28, 2017
Ecco gli highlights del Gattuso-day al Centro Sportivo di Milanello #weareacmilan pic.twitter.com/edHB6UhOSw
Kucuran dana tersebut dibayar Conte dengan gelar Liga Inggris pada musim 2016-2017.
Sementara itu, Ancelotti merupakan sosok allenatore yang kapasitasnya tak perlu dipertanyakan lagi.
Pengalaman membesut Milan dalam periode 7 November 2001 sampai 31 Mei 2009 yang berbuah delapan gelar, termasuk dua titel Liga Champions (2003, 2007), menjadi bukti sahih kehebatan Ancelotti.
Tak heran apabila Fassone dan Mirabelli ingin memastikan keuangan stabil dahulu sebelum merekrut juru taktik sekaliber Conte dan Ancelotti.