Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pujian untuk kiper Benevento, Alberto Brignoli, tak hanya datang dari rekan setimnya saja, melainkan juga dari kiper legendaris Italia, Massimo Taibi.
Brignoli menjadi pahlawan Benevento pada pertandingan hari Minggu (3/12/2017) dengan menjadi penentu poin pertama timnya setelah selalu kalah pada 14 pertandingan terakhir.
Lebih spesialnya, gol tersebut dicetak pada masa injury time di saat tim tuan rumah tertinggal dengan skor 2-1.
WHAT A GOAL
Benevento get their FIRST EVER #SerieA point after GOALKEEPER Brignoli scored a 95TH MINUTE DIVING HEADER
This is why we love Calcio!! pic.twitter.com/54FTcroMPj
— ForzaItalianFootball (@SerieAFFC) December 3, 2017
Kiper yang juga pernah perkuat AC Milan dan Manchester United ini memuji gol Alberto Brignoli ke gawang AC Milan dan memprediksi bahwa akan berikan dampak besar.
Massimo Taibi memprediksi bahwa aksi Brignoli akan menjadi perbincangan dalam waktu cukup lama.
(Baca Juga: Rekor Manchester United Selama 12 Tahun Akan Kandas saat Bertemu Klub Gurem Ini)
Selain itu, Aksi Brignoli menurut Taibi akan memunculkan pertanyaan di banyak orang, "bagaimana jika tim anda dibobol oleh seorang kiper?"
"Bagi Milan, (kebobolan) ini benar-benar sebuah ejekan keras," ujar Taibi dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
"Hal pertama yang Anda pikirkan adalah jika Anda kebobolan gol ke kiper musim yang sangat buruk, itu tidak mudah untuk diterima," kata Taibi menambahkan.
(Baca Juga: Juventus vs Inter Milan - Sang Wasit Dicap Berbahaya, Benarkah?)
Taibi merupakan kiper terakhir yang mencetak gol ke gawang lawannya, sebelum Brignoli memecahkan rekor yang belum terpecah selama 16 tahun.
Saat itu, pada 1 April 2001, Massimo Taibi mencetak gol tandukan buat Reggina dalam laga kontra Udinese.
Romero is an absolutely awful keeper!! Would have been better with Massimo Taibi in goal....!! pic.twitter.com/EJ2CeEi62e
— Richard Milnes (@pipathon) April 20, 2017
Taibi pun menceritakan perasaannya saat mencetak gol, tugas yang seharusnya tak diemban seorang kiper.
(Baca Juga: Meski Bisa Menang Atas Juventus, Inter Milan Belum Tentu Juara Liga Italia)
"Ketika saya melakukannya (memilih meninggalkan gawang), sebenarnya saya tidak dibutuhkan untuk masuk ke daerah lawan," ucap Taibi mengenang.
"Saat itu menit ke-87 dan saya mengekspos diri saya dengan risiko kebobolan satu gol melalui serangan balik," ujar sang mantan kiper.
Taibi pun tak sesalkan keputusannya saat itu untuk maju, meski ia bisa saja gagal persembahkan gol.
"Tapi saya merasa pada saat itu, ini bisa menjadi pilihan tepat dan kenyataannya berjalan dengan baik," ucap Taibi menegaskan.