Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Performa SPAL dan Internazionale ibarat bumi dan langit. SPAL mengalami dekadensi prestasi setelah sempat merangsek ke papan atas dalam beberapa pekan awal.
Penulis: Sem Bagaskara
Anak asuh Leonardo Semplici selalu kalah dalam tiga pertandingan terbaru melawan Fiorentina (0-3), Sassuolo (0-2), dan Sampdoria (1-2).
Sebaliknya, Inter sedang rajin meraih tripoin. La Beneamata berhasil merangkai tiga kemenangan berurutan atas Sampdoria (1-0), Fiorentina (2-1), dan Cagliari (2-0).
Performa La Beneamata tetap terjaga meski pelatih Luciano Spalletti rutin memutar skuat dalam tiga partai terakhir liga, sangat berbeda dengan SPAL yang nyaris terus memakai pemain yang itu-itu saja.
"Ketika punya skuat besar dengan kualitas bagus seperti ini, Anda bisa memilih 11 starter baru dalam beberapa hari," kata Spalletti kepada DAZN.
Ketiadaan "pemain inti" di pos penyerang sayap kanan dalam format 4-2-3-1 racikan Spalletti menjelaskan kedalaman skuat Inter. Spalletti rutin menggilir jatah bermain antara Matteo Politano dengan Antonio Candreva.
Bahkan, kapten sekaligus bomber andalan La Beneamata, Mauro Icardi, tak kebal rotasi. Kompetisi sehat dalam tim membuat Inter tak lagi terlalu bergantung kepada gol-gol Icardi atau Ivan Perisic.
(Baca Juga: 6 Tahun Bela Inter Milan, Mauro Icardi Pamerkan Museum Keren di Sudut Rumah)