Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah pertandingan di kasta ketujuh kompetisi sepak bola Italia harus diulang karena keputusan wasit yang keliru.
Kebijakan menggelar ulang pertandingan muncul setelah banding yang diajukan tim Barracuda diterima oleh Komite Regional Piedmont.
Barracuda melakukan protes menyusul hukuman penalti yang mereka terima karena salah satu pemainnya mengucapkan sebuah umpatan.
Peristiwa itu berlangsung dalam pertandingan melawan Bacigalupo di Grup D Prima Categoria pada 4 November silam.
Pemain Barracuda, Gianpiero Opsi, mencoba membakar semangat rekan-rekan setimnya dan menggunakan kalimat penistaan terhadap Tuhan.
Sebagai informasi, menggunakan kalimat penistaan sebagai sumpah serapah dianggap sangat tercela di Italia.
Pada Agustus silam, gelandang Udinese, Rolando Mandragora mendapat skors satu pertandingan di Serie A karena kedapatan menghina Tuhan dalam umpatannya di atas lapangan.
Wasit Salvatore Sangiovanni yang memimpin pertandingan tersebut lantas memberikan hukuman penalti kepada Barracuda.
Penalti yang terjadi pada menit ke-9 di babak kedua menjadi andil dari kekalahan Barracuda atas Bacigalupo dengan skor 2-3.
(Baca Juga: Keadilan Hukuman Penalti Ditegakkan Melalui Panenka Bodoh Striker Serbia)
Berdasarkan peraturan, wasit memang dapat menghukum pemain yang melakukan gestur badan atau ucapan yang provokatif.
Kendati demikian, hukuman yang seharusnya diberikan adalah tendangan bebas, sehingga keputusan Sangiovanni memberi penalti adalah keliru.
Dewan banding kemudian menerima tuntutan yang diajukan Barracuda dan memberikan perintah agar pertandingan kedua tim tersebut diulang.