Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Meski menyandang status megabintang lapangan hijau, bukan berarti karier Cristiano Ronaldo selalu berjalan mulus selama 2018. Momen menyakitkan pun pernah ia rasakan.
Cristiano Ronaldo menuntaskan 12 bulan terakhir dengan satu trofi Liga Champions bersama Real Madrid.
Gelar tersebut adalah yang ketiga secara berturut-turut bagi Madrid sekaligus menjadi sebuah rekor di kompetisi paling elite antarklub Eropa.
Meski berhasil mengukir sejarah, sosok yang kini berseragam Juventus itu juga mengalami masa-masa surut selama tahun lalu.
Apa sajakah itu?
1. AKHIR PAHIT PIALA DUNIA
Jika bicara momen paling menyakitkan bagi Ronaldo selama 2018, mungkin jawabannya adalah Piala Dunia.
Sosok berumur 33 tahun itu hanya bisa membawa timnas Portugal melangkah sampai ke babak 16 besar.
Portugal tersisih seusai dibungkam 1-2 oleh Uruguay dalam babak 16 besar.
Portugal sendiri berangkat ke kompetisi di Rusia dengan menyandang status juara Piala Eropa 2016.
2. "DIBOHONGI" PRESIDEN REAL MADRID
Memasuki bursa transfer musim panas, Ronaldo bikin gebrakan dengan hengkang dari Madrid dan gabung ke Juventus.
Langkah yang diambil sang superstar bukanlah tanpa alasan.
Bapak dari empat anak itu diyakini telanjur sakit hati karena merasa 'dibohongi' oleh Presiden El Real, Florentino Perez.
Awalnya CR7 dijanjikan kenaikan gaji dan perpanjangan kontrak pada akhir musim 2017-2018, tetapi ternyata tak ada.
Hal tersebut diungkapkan oleh Nuno Gomes, seornag jurnalis yang cukup dekat dengan Ronaldo.
"Florentino menjanjikan kepada Ronaldo bahwa klub akan memperbarui kontrak dan memberi kenaikan gaji. Namun, sampai musim selesai, tak ada yang terjadi," kata Gomes.
"Ronaldo sedikit kecewa dan sedih karena Real Madrid tak memegang janjinya," tutur Gomes menambahkan.
3. DEBUT SURAM DI LIGA CHAMPIONS BARENG JUVENTUS
Debut Cristiano Ronaldo bersama Juventus di Liga Champions berakhir suram.
Tampil dalam partai perdana Grup H kontra Valencia, ia diganjar kartu merah akibat terlibat insiden dengan Jeison Murillo.
Bapak dari empat anak itu bahkan tak bisa menahan air matanya begitu diusir keluar lapangan oleh wasit Felix Brych.
"Setelah pertandingan, Ronaldo sangat sedih. Kami juga sedih dengan apa yang dialaminya," kata pemain Juventus, Blaise Matuidi.
Kesedihan Ronaldo sangat beralasan. Sebab, itu menjadi kartu merah pertamanya di panggung Eropa.
4. KEHILANGAN STATUS TERBAIK EROPA
Ronaldo harus merelakan piala Pemain Terbaik UEFA 2017-2018 berpindah tangan ke Luka Modric.
Padahal, Ronaldo jadi sosok penting di balik keberhasilan Los Blancos dalam menjuarai Liga Champions pada musim tersebut.
Ia menyandang gelar top skor kompetisi dengan koleksi 15 gol.
"Ia marah dan kecewa," kata pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, membocorkan kondisi Ronaldo pasca-gagal mengukuhkan diri sebagai Pemain Terbaik Eropa.
"Ronaldo adalah pencetak gol terbanyak Liga Champions dan berhak atas penghargaan tersebut. Akan tetapi, itu tak terjadi," ucap Allegri lagi.
Sebelum Modric, Ronaldo merupakan penguasa trofi Pemain Terbaik UEFA dalam dua musim berturut-turut (2015-2016 dan 2016-2017).
5. BALLON D'OR JUGA RAIB
Setelah gelar Pemain Terbaik UEFA melayang dari genggaman, Ronaldo juga harus kehilangan Ballon d'Or.
Sang superstar lagi-lagi kalah saing dengan Modric.
"Tentu saja saya kecewa. Namun, hidup harus terus berjalan dan saya akan terus berusaha keras," ujar Ronaldo.
Dalam 10 tahun terakhir, hanya Ronaldo dan Lionel Messi yang berganti-gantian menggondol trofi Bola Emas.