Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Neymar bakal menjadi protagonis utama dan memecahkan rekor transfer dunia apabila merampungkan transfer ke Paris Saint-Germain (PSG).
Dua predikat yang terasa "merangsang". Tetapi belajar dari kasus pemain Brasil terdahulu, Neymar sepertinya harus berpikir ulang.
Tengok saja kisah Robinho saat pindah dari Real Madrid ke Manchester City pada musim panas 2008.
Motifnya adalah menjadi protagonis utama di tim.
Maklum, tim beralias Los Blancos masih dihuni sejumlah bintang besar seperti Arjen Robben dan Raul Gonzales.
Manajemen Real Madrid juga berencana mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Manchester United saat itu, meskipun transfer baru bisa dilaksanakan setahun berselang.
Di Manchester City yang masih sepi nama besar, Robinho merasa mampu merebut predikat bintang utama.
Seperti Robinho sembilan tahun lalu, Neymar tidak mau menjadi bayang-bayang Lionel Messi di Barcelona.
Belajar dari Robinho, Neymar harus bersikap waspada.
Alih-alih menjadi protagonis utama, Robinho malah gagal tampil produktif bersama tim beralias The Citizens.
Dia pun dipinjamkan ke Santos dan AC Milan pada 2010.
Atau, ada pula Ronaldo sebagai referensi Neymar untuk menganulir keputusannya hengkang.
Baca Juga:
Ronaldo pindah dari Barcelona ke Inter Milan pada musim panas 1997.
Dia memecahkan rekor dunia dengan nilai 28 juta euro.
Hasilnya, sosok berkepala plontos itu tampil impresif bersama I Nerazzurri, julukan klub Inter Milan.
Dia merangkum 59 gol dari 98 pertandingan dan memenangi Piala UEFA (kini bernama Liga Europa) 1997-1998.
Cuma, Ronaldo gagap beradaptasi dengan permainan fisik di Italia.
Dampaknya, dia menghabiskan 661 hari di ruang perawatan untuk memulihkan cedera ligamen.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportdotcom) on
Apa hubungannya dengan Neymar?
Rekor transfer dunia, yang pasti mencakup motif ekonomi di dalamnya, adalah salah satu benang merah.
Jangan lupakan pula bahwa Liga Prancis kini menyerupai Liga Italia.
Tekel-tekel brutal bertebaran di sana. Radamel Falcao sudah menjadi korban dengan menderita cedera ligamen pada 2014.
Lantas, akankah Neymar bakal bernasib serupa dua kompatriotnya?
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on