Semakin jelas bagaimana filosofi Real Madrid sekarang. El Real bukan lagi Los Galacticos.
Madrid tidak lagi “serampangan” membeli pemain-pemain mahal dengan harga wah.
Mereka kini lebih selektif merekrut pemain yang memang dalam hal posisi dibutuhkan tim dan harganya masuk kategori normal.
Madrid terakhir kali memecahkan rekor transfer dunia pada 2013, ketika merekrut Gareth Bale dari Tottenham Hotspur seharga 101 juta euro (kini setara Rp 1,6 triliun).
Rekrutan Galactico terakhir dilakukan setahun kemudian saat James Rodriguez digaet dari AS Monaco dengan biaya 75 juta euro.
Sejak itu, rekrutan termahal Madrid hanya senilai 31,5 juta euro atas nama Danilo pada 2015.
Ketika tim mulai dilatih
Zinedine Zidane, kesan Galacticos semakin menghilang. Madrid jadi lebih fokus mengoptimalkan pemain produk akademi sendiri.
Aksi terbarunya adalah memborong dua gol yang menyelamatkan
Real Madrid dari kekalahan saat menghadapi Valencia di pekan kedua La Liga (27/8/2017) di Santiago Bernabeu. Laga berakhir dengan skor 2-2.
Jesus Vallejo (dari Eintracht Frankfurt), Marcos Llorente (Alaves), dan Borja Mayoral (Wolfsburg) dijadikan anggota tim utama sepulangnya mereka dari peminjaman di klub lain.
Kepercayan Zidane Zidane diperlihatkan dengan tiga pemain tersebut diberi nomor punggung utama, antara 1 hingga 25. Vallejo 3, Llorente 18 dan Mayoral 21.
Juga ada Achraf Hakimi, yang dipromosikan dari
Real Madrid Castilla, dan menerima nomor punggung 19.
Begitu yakin pada kualitas pemain-pemain mudanya, Zidane menegaskan Madrid tidak akan merekrut pemain baru lagi pada hari-hari terakhir bursa transfer musim panas.
“Kami tidak perlu penguatan. Tidak akan ada yang datang lagi. Bek? Kami sudah punya Marcos Llorente. Mayoral? Saya tidak butuh penyerang lain. Ini tahu belajar bagi Mayoral dan dia akan mendapatkan kesempatannya,” kata
Zinedine Zidane kepada
Football-Espana.