Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Masa Depan Zinedine Zidane dan Teori Barang Bagus Tanpa Pemilik

By Emier Erlanda - Rabu, 1 November 2017 | 07:19 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, berpose dengan trofi juara Liga Champions bersama istrinya, Veronique, serta anak-anak mereka, Enzo (kanan), Theo, dan Elyaz (bawah), di Cardiff, 3 Juni 2017. (JAVIER SORIANO / AFP)

 Pada kalangan remaja, mungkin kita sering dengar kata–kata “barang bagus kok ga ada yang punya?"

Ya, barang di sini hanya sebagai bentuk lain dari "cewek cantik/cowok ganteng tapi kok belum punya pasangan?"

Bisa jadi banyak hal kenapa si “barang bagus” ini belum punya pasangan.

Bisa karena banyak memilih, standar yang tinggi, atau bahkan orang-orang takut dengan status “barang bagus” itu sendiri.

Dalam dunia sepak bola, hal ini juga sering terjadi.

Banyak pelatih, bahkan pemain top yang sampai musim ini berjalan belum punya klub, atau bahkan sudah dipecat oleh klub sebelumnya, sehingga mereka mungkin sekarang sedang bersantai di beranda rumahnya.

 

(Baca Juga: Jangan Kaget! Ini 6 Calon Korban Pemecatan di Liga Inggris Setelah Ronald Koeman)

Melihat beberapa pelatih macam Carlo Ancelotti dan Ronald Koeman mulai masuk ke kategori “barang bagus belum ada yang punya”, menarik kalo kita sedikit membahas sang juru taktik.

Luis Enrique


Pelatih Luis Enrique berbicara dalam jumpa pers di Joan Gamper Sports Center, Barcelona, 18 April 2017, menjelang duel perempat final Liga Champions antara FC Barcelona dan Juventus di Stadion Camp Nou, 19 April 2017.(LLUIS GENE / AFP)

Siapa tidak kenal Luis Enrique, pelatih yang identik dengan Barcelona?

Selain sebagai pemain yang tampil 207 kali dengan catatan 73 gol dan 7 gelar, dia juga sukses sebagai pelatih dengan 7 gelar baik lokal maupun kejuaraan antarklub.

Mungkin banyak yang lupa dia pernah melatih AS Roma karena tertutup oleh prestasinya di Barcelona.

Enrique terkenal sebagai pelatih yang sangat fleksibel karena ketika menjadi pemain, posisi naturalnya adalah sayap kanan atau gelandang serang di Barcelona.

(Baca Juga: Perkenalkan! Ini Dia Bek Pertama Pencetak Hat-trick di Liga Champions)

Namun, ia terkenal karena fleksibilitasnya. Setelah bermain pada semua posisi sepanjang karier, kecuali bek tengah dan kiper, mungkin gaya ini yang ia bawa saat melatih tim asuhannya.

Dengan fakta di atas, bisa dikatakan Enrique sukses menjadi pemain dan pelatih di klub yang sama.

Carlo Ancelotti


Ekspresi pelatih Bayern Muenchen, Carlo Ancelotti, dalam pertandingan Piala Super Jerman 2017 menghadapi Borussia Dortmund di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, pada 5 Agustus 2017.(PATRIK STOLLARZ / AFP)

“Barang bagus” kedua yaitu Carlo Ancelotti.

Don Carlo sudah kenyang dengan pengalaman dan prestasi sebagai pemain.

Dia mengoleksi gelar Serie A dan Coppa Italia bersama AS Roma, juga gelar Liga Champions hingga Piala Dunia Antarklub bersama AC Milan.

Bisa dibilang sebagai pemain, Don Carlo ketika memperkuat Milan mendapat gelar sama banyak dengan Enrique.

(Baca Juga: Statistik 4 Pelatih yang Dipecat Bayern Muenchen di Tengah Musim, Ada yang Sumbang 5 Gelar)

Don Carlo juga mencapai puncak kejayaan sebagai pelatih ketika menangani tim yang dibela sebagai pemain, yaitu AC Milan.

Bukan tanpa alasan, Don Carlo mempersembahkan gelar Serie A, Coppa Italia, Liga Champions, Piala Dunia Klub dan Piala Super ke lemari trofi AC Milan.

Dengan fakta di atas, bisa dikatakan Ancelotti sukses menjadi pemain dan pelatih di klub yang sama.

Ronald Koeman


Ekspresi Ronald Koeman dalam partai Liga Inggris antara Everton kontra Arsenal di Goodison Park, Liverpool, 22 Oktober 2017.(OLI SCARFF / AFP)

Baru memasuki Oktober, Koeman sudah harus berhenti memberikan instruksi bagi Wayne Rooney cs.

Jelas karena surat pemecatan sudah berada di tangan Koeman setelah Everton kalah dari Arsenal dengan skor 2–5.

Tapi gara-gara pemecatannya, kini Koeman masuk klub “barang bagus kok belum ada yang punya”.

Koeman pemain yang cukup sukses karena selama 1984–1995 ia berhasil mengumpulkan banyak gelar juara mulai dari gelar domestik Belanda dan Spanyol.

Dia juga mengoleksi gelar kejuaraan Eropa. Salah satu yang cukup beruntung memiliki Koeman muda adalah Ajax dengan 4 gelar juara.

Selepas gantung sepatu, Koeman memutuskan melanjutkan kariernya dengan menjadi asisten pelatih di timnas Belanda dan Barcelona.

Sampai akhirnya orang Belanda ini menjadi pelatih kepala di Ajax pada 2001 dan langsung memberikan gelar untuk Ajax dengan 4 trofi.

Walaupun semuanya gelar domestik, Koeman bisa dibilang sukses di Ajax. Lagi–lagi kita bisa bilang Koeman sukses menjadi pemain dan pelatih di klub yang sama.


Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, berpose dengan trofi Liga Champions seusai mengalahkan Juventus dalam partai final di The Principality Stadium, Cardiff, Wales, pada 3 Juni 2017.(FILIPPO MONTEFORTE/AFP)

Menariknya, tiga “barang bagus kok belum ada yang punya” ini memiliki kesamaan: pelatih hebat, sarat gelar, dan sukses dengan klub yang sama ketika bermain dan menjadi pelatih.

Berbicara pelatih, kita pasti ingat Zinedine Zidane. Pelatih muda, sarat gelar sebagai pemain, maupun pelatih di klub yang sama: Real Madrid. Lalu apa hubungannya?

Akhir pekan lalu, Real Madrid baru saja dikalahkan tim asal Catalunya, Girona.

Madrid akhirnya kalah dari Girona untuk kali pertama setelah 27 tahun.

(Baca Juga: Ingat Jonathan Woodgate? Tragedi Mantan Bek Real Madrid Ini Terulang Setelah 12 Tahun)

Selain itu, Madrid yang menjadi simbol Spanyol harus takluk dari Girona, yang notabene berasal dari Catalunya.

Relasi wilayah otonomi yang memerdekakan diri ini sedang panas dengan Kerajaan Spanyol.

Ditambah laju Real Madrid juga sedang tidak bagus musim ini, bukan tidak mungkin Zidane akan menyusul ke klub “barang bagus kok belum ada yang punya” bersama Koeman, Ancelotti dan Enrique.

Mau nyusul, Zidane?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P