Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Melihat pemain kesayangan membelot ke tim lawan tentu menimbulkan rasa kecewa terutama di pihak suporter. Luis Figo jadi contoh paling fenomenal.
Apalagi tim tersebut punya label sebagai rival abadi, si pemain bisa mendapat perlakuan tak nyaman saat bertemu lagi.
Pada awal milenium, mantan pesepak bola terbaik dunia Luis Figo pernah merasakan ketidaknyamanan itu.
Hengkang dari Barcelona, Figo yang awalnya mengukuhkan setia malah menyeberang ke klub lain pada 24 Juli 2000.
Musuh bebuyutan Barcelona yaitu Real Madrid menjadi klub baru pria asal Portugal.
Sejak saat itu otomatis ia menjadi pemain paling dibenci Barcelonistas.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Luis Figo Jadi Pemain Termahal Dunia Sekaligus Dibenci Fan Barcelona)
Segala cacian keluar dari mulut fan Barca, mulai dari "Judas", "pengkhianat", "bajingan", dan "mata duitan" untuk Figo yang berlaga di lapangan.
Figo sendiri di Madrid mempunyai tugas yang cukup sulit saat bertemu Barcelona di laga bertajuk el clasico.
Ia menjadi pemain andalan melakukan sepak pojok.
Hasilnya bisa diketahui, Figo menjadi target dari sebagian puluhan ribu pendukung Barcelona saat Madrid bertandang di Stadion Camp Nou.
Mulai dari koin sampai botol minuman mengarah ke pemain yang handal mendribel bola itu.
Pada 23 November 2002 bertempat di Camp Nou, suporter garis keras Barcelona Boixos Nois melempar benda tak biasa ke arah Figo.
Kepala babi terbang mengarah Figo yang hendak mengambil sepakan sudut.
Gempar? Tentu saja, laga itu bahkan dikenal di Spanyol dengan sebutan "Partido de la Verguenza" yang berarti "Laga yang Memalukan".
Suasana ricuh sehingga laga dihentikan wasit selama 16 menit.
Kapten Madrid, Raul Gonzalez, menginstruksikan rekan setimnya meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes.
Setelah berdiskusi dengan wasit Medina Cantalejo pemain Madrid akhirnya diungsikan ke luar lapangan dengan pengawalan ekstra dari pihak keamanan.
Keputusan Madrid meninggalkan lapangan membuat pelatih Barcelona Louis van Gaal kecewa berat pada keputusan wasit yang menghentikan laga saat timnya mendominasi.
"Kami pantas memenangi laga malam itu. Saya kecewa, tapi bukan kepada pemain, melainkan wasit. Pemain tampil bagus, terutama Xavi, Gabri, dan Juan Riquelme," ucap Van Gaal dikutip BolaSport.com dari situs resmi klub.
(Baca Juga: Ngeri, Trio Macan PSG Menjamin 2,7 Gol dan 1,2 Assist per Partai!)
Figo yang mendapat teror kepala babi juga dikambinghitamkan Van Gaal.
Pelatih asal Belanda menyebut suporter Barcelona bertindak wajar pada Figo yang membelot ke Real Madrid.
"Pelemparan adalah bentuk kekesalan suporter dan Figo-lah yang memprovokasi keadaan itu," ujar Van Gaal yang BolaSport.com kutip juga dari arsip ESPN.
"Ia jalan ke arah sudut dengan pelan, mengambil botol dengan santainya, kembali lagi ke sudut..."
"Dan semua ini ada tindakan kesadaran dan unsur kesengajaan, tanpa wasit menggubris untuk menghentikannya," katanya lagi.
Presiden Barcelona Joan Gaspart mengkritik hal serupa untuk Figo.
"Provokasi Figo di luar tempatnya dan sangatlah tak pantas."
(Baca Juga: Siapa Bisa Bobol Gawang Ter Stegen yang Sedang Tampil Apik?)
"Saya tak bisa terima orang seperti itu datang ke rumah saya untuk melakukan provokasi," ungkap Gaspart.
Figo sendiri enggan meminta maaf soal itu.
"Saya tak tahu kalau Gaspart kesal."
Figo juga mengomentari pernyataan Van Gaal yang menyudutkan dirinya.
"Heran, Van Gaal bisa mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan saya di depan media usai pertandingan."
"Dia harusnya ingat betapa sering saya membantu tim sewaktu masih berseragam Barcelona."
"Saya menyelamatkan (karier) dirinya lebih dari sekali," pungkas Figo.
Pertandingan akhirnya dilanjutkan kembali hingga usai.
Tujuh kartu kuning dikeluarkan wasit, tiga untuk Barcelona dan empat untuk Real Madrid salah satunya untuk Figo.
Skor kacamata 0-0 menutup laga penuh gengsi bertensi tinggi itu.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on