Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Megabintang Barcelona, Lionel Messi, sudah dianggap bak dewa oleh publik tim Catalunya itu.
Lionel Messi didatangkan dari Argentina ke Spanyol kala ia masih berusia 13 tahun.
Barcelona memasukkannya ke dalam skuat La Masia sembari memberikan pengobatan kepada Messi yang terkena kelainan hormon.
Kelainan hormon itu membuat Messi tak bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak pada umumnya.
Singkat cerita, Messi menjalani karier yang gemilang bersama tim akademi Barcelona hingga akhirnya diberi kesempatan debut pada Oktober 2004.
Kala itu, Messi yang baru 17 tahun masuk ke lapangan menggantikan Deco delapan menit jelang laga kontra Espanyol usai.
Messi yang mengenakan nomor punggung 30 masih belum menunjukkan kemampuan terbaiknya pada laga itu.
Bahkan, gol perdana Messi baru tercipta pada Mei 2005 kala Barcelona berjumpa Albacete.
Namun sejak saat itu Messi tumbuh sebagai bocah ajaib di Barcelona.
(Baca Juga: Kata Sang Ayah, Sergio Aguero Mungkin Hengkang ke Tim Raksasa Spanyol Ini)
Saking istimewanya, Messi bahkan diperlakukan khusus oleh pelatih-pelatih Barcelona.
Pada era kepemimpinan Pep Guardiola, Messi benar-benar diistimewakan.
Eks kapten Barcelona, Carles Puyol, menjelaskan betapa Guardiola menyayangi pesepak bola asal Argentina itu.
"Pada sebuah latihan duel satu lawan satu, saya berkata pada diri saya, 'Apakah saya bisa menghentikan Messi,'," ucap Puyol dilansir Bolaport.com dari Daily Mail.
"Lalu kemudian Pep berkata pada saya, 'Carles, jangan buat dia cedera!'" ujar Puyol lagi.
Tak hanya itu, Barcelona era Pep dibangun untuk mengakomodir kemampuan terbaik Messi.
Siapa saja yang tak terima, atau dinilai tak sesuai, bakal didepak. Itu yang terjadi pada Zlatan Ibrahimovic dan menimbulkan dendam mendalam.
"Enam bulan pertama berjalan dengan lancar bagi saya, namun kemudian pelatih mengubah sistem dan taktik. Itu tak bagus bagi saya," ucap Ibrahimovic dilasnir BolaSport.com dari Sky Sports.
"Saya berkata pada Guardiola, 'Saya tahu Anda mengorbankan banyak pemain demi satu orang, Messi.'. Dia (Guardiola) berkata bahwa dia mengerti saya dan akan menyelesaikan masalah itu," tutur pemain asal Swedia itu.
Namun yang terjadi justru Ibrahimovic dikucilkan oleh Guardiola karena dianggap lancang mengkritik kebijakannya mengistimewakan Messi.
"Saya rasa ada yang aneh. Sejak saat itu dia berhenti berbicara pada saya, bahkan ia tak menatap saya," kata Ibrahimovic.
"Saat saya berjalan memasuki ruangan, dia keluar. Dia benar-benar tak dewasa, seorang lelaki seharusnya menyelesaikan persoalannya," tutur dia menambahkan.
(Baca Juga: VIDEO - Tim Zona Degradasi Mampu Cetak Gol Salto ala Ronaldo ke Gawang Juventus)
Namun siapa sangka, keistimewaan yang diterima Messi dari Guardiola itu justru dikhianati.
Hal itu disampaikan oleh mantan pelatih New York Red Bulls, Hans Backe, pada 2013.
Backe mendapat kabar itu dari eks pemain New York Thierry Henry dan Rafael Marquez, yang kala itu ada di tempat kejadian.
"Pada 2009, Tiga jam sebelum pertandingan, semua pemain duduk dan makan, Messi berkata dia ingin minum soda," ucap Backe dilansir BolaSport.com dari Goal.
"Guardiola menyahut dan mengatakan bahwa tak ada yang boleh meminum soda tiga jam sebelum pertandingan," ujar Backe lagi.
Namun, yang dilakukan Messi selanjutnya benar-benar di luar dugaan.
Ia bangkit dan beranjak mengambil soda lalu minum di hadapan Guardiola.
"Lalu Messi meninggalkan tempat itu dan kembali dengan sekaleng soda, ia meminum soda itu di depan Guardiola dan teman-teman setim," ucap pria 66 tahun itu.
Tiga tahun setelah kejadian itu, Guardiola pun mengundurkan diri dari posisi nakhoda Barcelona.
Pria asal Catalonia itu menyatakan mundur karena merasa gagal memotivasi para pemainnya.
"Saya meninggalkan Barcelona karena saya tak bisa lagi memotivasi para pemain," ucap Guardiola dilansir BolaSport.com dari Marca.
(Baca Juga: Bibras Natcho, Kapten Muslim di Timnas Israel yang Hormati Agama dan Negara)
"Dengan begitu banyak pemain bintang, situasi menjadi sulit. Semua pemain ingin tampil, dan setiap saya mencadangkan Messi, semua berjalan buruk," ujarnya.
Tak hanya Guardiola, Messi juga pernah membuat Luis Enrique mundur dari posisi pelatih Barcelona.
Messi sempat menyeret Enrique dalam badai besar yang terjadi di internal Barcelona pada 2015.
Kejadian bermula ketika Messi kembali dari liburan Tahun Baru di Amerika Selatan.
Messi dicadangkan pada laga kontra Real Sociedad di Stadion Anoeta pada 4 Januari 2015.
Pemain beralias La Pulga itu baru dimasukkan pada 45 menit kedua menggantikan Munir El Haddadi kala Barcelona tertinggal 0-1.
Namun, Messi tak mampu berbuat banyak dan El Barca pun harus menerima kekalahan pada laga itu.
Enrique yang kala itu menjadi pelatih Barcelona memarahi Messi karena dia tak tampil baik.
Messi sendiri beralasan bahwa dirinya kurang fit akibat mengalami sedikit permasalahan pada organ pencernaannya.
Jeremy Mathieu, mantan bek Barcelona, membenarkan friksi antara dua pihak tersebut.
"Setelah laga, pelatih berbicara pada Leo (Messi) di ruang ganti. Ada sedikit keributan, tapi itu biasa terjadi. Namun karena ini Barcelona, maka akan menjadi berita besar," ucap Mathieu dilansir BolaSport.com dari Bleacher Report.
(Baca Juga: Kesuksesan Pep Guardiola Justru Bikin Bangsa Spanyol Terpecah-belah)
Selanjutnya Messi tak muncul dalam sesi latihan yang digelar keesokan harinya.
Enrique pun berang dan mengadukan hal tersebut ke Presiden Barcelona, Joan Laporta, yang justru ditanggapi dengan santai.
Pria beralias Lucho itu pun mengultimatum manajemen Barcelona untuk memilih dia atau Messi.
Akhirnya, Enrique yang memilih mundur dari posisi pelatih Barcelona pada 2017.
Kini, hal serupa bisa saja terjadi kepada Ernesto Valverde.
Messi dkk kesal karena Barcelona tak mampu lolos ke semifinal Liga Champions karena kalah dari AS Roma.
Para pemain kecewa dengan pemilihan pemain dan strategi yang diusung Valverde pada laga itu.
Dilansir dari Diario Gol, Messi dan Suarez tak henti-hentinya membicarakan sang pelatih ketika mereka berdua dicadangkan pada laga kontra Celta Vigo.
Pada pertandingan itu, Valverde tak memainkan satu pun pemain hasil didikan La Masia dan malah memilih pemain-pemain seperti Lucas Digne, Yerry Mina, Thomas Vermaelen, Andre Gomez, dan Denis Suarez.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on