Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, mengundurkan diri pada Kamis (31/5/2018) sore WIB.
Keputusan tersebut ia ambil hanya beberapa hari setelah menjuarai trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya secara beruntun bersama Real Madrid.
Pada konferensi pers di Valdebebas, markas Real Madrid, Zidane mengungkapkan motif di balik keputusannya pergi setelah hanya 2,5 tahun menjadi nakhoda Madrid.
"Setelah tiga tahun, sulit bagi saya untuk terus melatih, apalagi setelah kami memenangi Liga Champions ketiga," tutur Zidane seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Saya tak melihat kami bisa menjadi juara lagi," lanjut pria berkepala plontos tersebut.
Real Madrid memang bergelimang trofi di bawah Zizou. Selain tiga trofi Liga Champions, Zidane juga membawa Madrid juara La Liga, Piala Super Spanyol (2x), Piala Super UEFA (2x), dan Piala Dunia antarklub (2x).
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup A, Ditutup oleh Derbi Arab)
Keputusan Zidane mirip dengan filosofi tiga tahun yang diemban Pep Guardiola dan juga pelatih legendaris Hungaria, Bela Guttmann.
"Tahun ketiga. Jika seorang manajer tinggal di satu klub lebih lama dari itu, para pemain cenderung merasa bosan atau terlena dan lawan-lawan mulai mengembangkan counter strategy," ujar Guttmann seperti dikutip Guardian.
Solusi bagi Guttmann adalah bagi seorang pelatih untuk terus bergerak, mencari tantangan baru dan peruntungan di klub lain.
Hal ini persis dengan yang dikatakan Zidane.
"Saya membuat keputusan ini. Mungkin aneh, tetapi tim ini harus berubah untuk terus menang. Mereka perlu perspektif berbeda dan cara berbeda untuk beroperasi. Saya melakukan ini untuk klub," tuturnya.
(Baca juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Guardian berargumen bahwa tentu ada beberapa pengecualian, terutama di liga-liga lebih kecil, Namun, pada level tertinggi hal ini tampak berlaku.
Sebagai contoh, kita bisa melihat rival mereka, FC Barcelona, yang tak pernah dilatih oleh manajer sama selama lima tahun beruntun sejak era Johan Cruyff.
Pada tahun keempatnya, Guardiola terlalu banyak mengubah taktik dan melakukan kesalahan di bursa transfer seperti kala merekrut Zlatan Ibrahimovic, Dmytro Chyrgynskiy, dan Henrique.
"Saya pergi karena sudah tak mampu memotivasi para pemain lagi," ujar Guardiola. "Jika, sebagai manajer, Anda tak bisa memotivasi para pemain Anda lagi, masanya sudah tiba."