Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pergantian pelatih dari Julen Lopetegui ke Santiago Solari membawa lima perubahan besar dalam tim Real Madrid.
Santiago Solari sukses memenangi laga debutnya melatih Real Madrid sekaligus membawa lima perubahan baru.
El Real yang dipimpin Santiago Solari menghantam 4-0 tim kasta kedua Liga Spanyol, UD Melilla, dalam babak 32 besar Copa del Rey, Kamis (1/11/2018).
Meski tak menurunkan pemain-pemain inti, Real Madrid era Santiago Solari dinilai telah mebawa lima perubahan besar.
Apa saja perubahan tersebut?
(Baca Juga: Karim Benzema, Si Spesialis Laga Debut)
Dilansir BolaSport.com dari Marca, inilah lima perubahan yang terjadi di Real Madrid era Santiago Solari:
1. Kembalinya Antonio Pintus
Di era Julen Lopetegui, pelatih kebugaran Antonio Pintus dipinggirkan.
Pintus adalah pelatih kebugaran yang dibawa Zinedine Zidane ke Real Madrid pada 2016.
Zidane dan Pintus pernah bekerja sama di Juventus sebelum sang pemain asal Prancis memutuskan hengkang.
Namun, setelah Lopetegui ditunjuk jadi pelatih, posisi Pintus digantikan oleh Oscar Caro yang merupakan orang kepercayaan eks pelatih timnas Spanyol itu.
Setelah Santiago Solari ditunjuk jadi pelatih sementara, Pintus kembali menempati posisi sebagai pelatih kebugaran utama Los Blancos.
2. Kepercayaan kepada Vinicius Jr
Julen Lopetegui belum berani memainkan Vinicius Jr di tim utama Real Madrid.
Didatangkan seharga 45 juta euro, Vinicius ditempatkan di Real Madrid Castilla oleh Lopetegui.
Pemain asal Brasil itu mengemas empat gol dalam lima pertandingan yang membuat Solari memberikan kepercayaan di tim utama.
"Vini adalah pemain spesial. Dia masih sangat muda dan bertalenta. Tak ada pemain di tim utama yang tak memiliki talenta," kata Solari dilansir BolaSport.com dari Marca.
Kepercayaan Solari dibayar dengan dua assist oleh pemain 17 tahun itu saat menghadapi UD Melilla.
(Baca Juga: Jadwal Piala AFF 2018 - Saatnya Timnas Indonesia Juara!)
3. Thibaut Courtois Jadi Pilihan Utama
Keberadaan Keylor Navas dan Thibaut Courtois cukup memusingkan Julen Lopetegui.
Navas yang gemilang musim lalu di Real Madrid harus bersaing dengan Courtois yang merebut gelar Kiper Terbaik Piala Dunia 2018.
Alhasil, Lopetegui memercayakan posisi kiper kepada Navas di Liga Champions, sementara Courtois tampil di Liga Spanyol.
Hal tersebut berubah di era Solari yang lebih memilih Courtois sebagai kiper utama.
Keylor Navas akan bermain di partai Copa del Rey, sementara Courtois bakal mentas di Liga Champions dan Liga Spanyol.
(Baca Juga: Berpacu dengan Waktu, Real Madrid Cuma Punya 2 Pekan untuk Umumkan Pelatih Tetap)
4. Gaya Bermain yang Jelas
Di rezim Lopetegui, yang cuma berlangsung dalam 14 pertandingan, Real Madrid dinilai kehilangan identitas.
Ketidak jelasan skema permainan Real Madrid makin terlihat saat ditumbangkan Barcelona 1-5 pada partai el clasico pekan lalu.
Namun, hal tersebut berubah sejak Solari memegang komando Real Madrid.
Pelatih asal Argentina itu ingin membuat Real Madrid menjadi tim yang dominan menguasai bola dan mendikte permainan.
"Ide saya adalah untuk pergi ke Melilla dan bermain dengan penguasaan bola," ujar Solari pada konferensi pers jelang laga.
(Baca Juga: Julen Lopetegui Dipecat, Kualat kepada Serigala Liga Inggris?)
5. Manajemen Ruang Ganti
Beberapa hari sebelum Lopetegui diberhentikan oleh Real Madrid, Sergio Ramos berujar soal kondisi ruang ganti timnya.
"Manajemen ruang ganti lebih penting ketimbang penguasaan taktik seorang pelatih," ujar Ramos.
Solari memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan Lopetegui karena semasa di Real Madrid ia pernah berbagi ruang ganti bersama pemain top dunia seperti Zidane, Luis Figo, Ronaldo, dan David Beckham.
Solari pun menunjuk Vicente del Bosque sebagai idolanya dalam mengelola ego pemain bintang di ruang ganti.
"Saya amat mengagumi Del Bosque dan saya mencontoh kemampuannya mengatur ruang ganti yang diisi pemain bintang. Di sepak bola sekarang, hal itu tak kalah penting daripada metode latihan," tutur Solari.