Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Iker Casillas: Jose Mourinho Menciptakan Ketegangan Besar di Real Madrid

By Ahmad Tsalis Fahrurrozi - Jumat, 23 November 2018 | 21:52 WIB
Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, berbicara seusai laga Liga Inggris melawan Manchester City di Stadion Etihad, Manchester pada 11 November 2018. (www.manutd.com)

Legenda timnas Spanyol, Iker Casillas, menyebut bahwa keberadan Jose Mourinho di Real Madrid menciptakan kekeruhan suasana, termasuk rivalitas dengan Barcelona dan kondisi ruang ganti Los Blancos. 

Iker Casillas pernah merasakan sensasi dilatih Jose Mourinho selama tiga musim di Real Madrid (2010-2013).

Hanya saja, pengalaman diasuh Jose Mourinho di Real Madrid menjadi salah satu yang terburuk bagi karier Iker Casillas.

Pasalnya, rivalitas Real Madrid dengan musuh bebuyutannya di Liga Spanyol, Barcelona makin memanas semenjak kedatangan Jose Mourinho.

Baca Juga:

"Jose Mourinho? Kedatangannya membuat kami mampu bersaing dengan Barcelona dan menyebabkan momen ketegangan besar," ucap Casillas, dilansir BolaSport.com dari Marca

"Madridismo (fan garis keras El Real) pun mulai terbentuk dan saya tidak suka.

“Tahun ketiga kami (bersama Mou) tidak berjalan dengan baik. Meskipun, musim sebelumnya kami memenangkan La Liga Spanyol dan tampak memberi perlawanan kepada Barcelona," katanya.

Bahkan, dalam kurun tersebut Casillas menganggap suasana ruang ganti dan jajaran manajemen Los Blancos tidak kondusif, selama bersama pria yang kini melatih Manchester United itu ada.

Casillas, yang memilih diam, justru tak bisa meredakan situasi dan malah tersakiti.

Hingga akhirnya ia pergi dari Real Madrid pada 2015, meskipun Mourinho telah hengkang dua musim sebelumnya.

"Mungkin jika kembali dihadapkan dalam situasi tersebut, saya akan membawa banteng bertanduk dan tak akan tinggal diam menghadapinya," terang pemain berpostur 1,85 meter tersebut.

"Saya diam pada saat itu untuk menghormati nilai-nilai klub. Namun, kenyataannya adalah bahwa semua orang bungkam atas apa yang terjadi, dan  cara terbaik untuk mengatasinya adalah pergi," ucap shot-stopper FC Porto ini.

(Baca Juga: Luka Modric Kandidat Tunggal Pemenang Ballon d'Or 2018)

Di sisi lain, presiden klub Florentino Perez juga ia nilai tak mampu menjadi penengah dalam konfrontasi di ruang ganti yang saat itu disebut-sebut terbentuk dua kubu.

Yakni kubu pemain Portugal (Pepe, Ricardo Carvalho, Cristiano Ronaldo, Fabio Coentrao) yang mendukung Mou dan kubu Spanyol (Casillas, Sergio Ramos, Raul Albiol, dll) yang menentang.

"Saya tidak lagi ingin ada di hadapan Presiden Real Madrid, Florentino Perez, yang telah membuatnya lebih rumit dan menantang. Akan tetapi saya tidak bisa melupakan klub ini yang memberikan saya segalanya," ucapnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sang legenda Chelsea dan Pantai Gading memutuskan pensiun bermain sepak bola. . Thank bro! . #chelsea #didierdrogba

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P