Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hasil imbang 1-1 saat melawan Real Madrid dalam laga lanjutan Grup H Liga Champions pada Rabu (18/10/2017) dini hari WIB menjadi kebanggaan tersendiri bagi Tottenham Hotspur.
Laga Liga Champions dini hari tadi merupakan yang pertama kalinya Spurs tandang ke markas Real Madrid sejak musim 2010-2011.
Saat itu Spurs bertandang ke Santiago Bernabeu dalam laga perempat final Liga Champions
(Baca juga: Fan Liverpool Lakukan Aksi Konyol untuk Tunjukkan Rasa Frustrasinya)
Tak seperti laga musim lampau tersebut, dini hari tadi Spurs mampu mempertahankan hidup mereka.
Bahkan, Spurs mendapat kesempatan menyerang serta mendapat keuntungan dari gol bunuh diri Rafael Varane.
Banyak hal terjadi dalam pertandingan antar dua klub tersebut.
Dilansir BolaSport.com dari SB Nation, berikut empat hal yang patut disoroti dari Tottenham saat menghadapi Real Madrid.
1. Tottenham Hotspur Sangat Beruntung
Semua orang tahu bahwa Real Madrid memiliki level keseluruhan yang lebih baik daripada Tottenham Hotspur.
Meski berhasil menahan imbang, Spurs harus bekerja sangat keras selama pertandingan.
Sementara itu, Real Madrid memiliki lebih banyak penguasaan bola serta peluang mencetak gol lebih besar daripada Spurs.
Apalagi, taktik pelatih Spurs, Mauricio Pochettino, terbilang tidak seperti biasanya.
Ketimbang menurunkan seorang pemain yang berposisi utama fullback, Pochettino memaksa Jan Verthongen untuk melebar ke kiri.
Kemudian, lini tengah pertahanan diisi oleh Eric Dier dan tiga pilar gelandang diisi oleh Moussa Sissoko, Christian Eriksen, serta Harry Winks.
2. Spurs Tampil Terbaik Kala Bertanding seperti Burnley
Setelah Real Madrid menyamakan kedudukan, Spurs mengurangi daya serang.
Mereka fokus untuk mempertahankan kestabilan dan tidak terlihat akan mencetak gol atau mendapat kesempatan bagus untuk mencetak gol.
Taktik Pochettino tersebut sama dengan yang diterapkan Burnley kala mereka bermain seri melawan Spurs pada akhir Agustus.
Taktik tersebut masih diragukan keberhasilannya, namun dengan menjadi 'Burnleyham Hotspur' para pemain Spurs terselamatkan untuk bisa sedikit bersantai.
Pasalnya, Pochettino terkenal sebagi pelatih yang kerap menolak melakukan pergantian pemain dalam pertandingan.
3. Winks dan Sissoko Hebat, Namun Hugo Lloris yang Menyelamatkan Spurs
Gelandang muda Spurs, Harry Winks, mendapat tugas berat untuk menghadapi Luka Modric, Casemiro, dan Toni Kroos.
Kenyataannya, Winks mampu melakukan tugas dengan baik.
Begitu pula dengan Moussa Sissoko yang bermain bagus dan sebenarnya memiliki peluang mencetak gol di babak pertama.
Namun, pemain terbaik The Lilywhites di lapangan merupakan Kiper Hugo Lloris, yang pertahanannya sangat diuji sepanjang laga.
(Baca juga: Mauricio Pochettino: Tottenham Hotspur Miliki Potensi Lebih Baik daripada Musim Lalu)
Karim Benzema, Cristiano Ronaldo, Isco, dan Kroos menghadirkan ujian berat bagi Llori.
Kiper asal Prancis tersebut mampu menepis tendangan Benzema dan Ronaldo dari jarak jauh dan hanya kebobolan melalui eksekusi penalti.
4. Fernando Llorente Menjadi Starter Spurs
Banyak yang terkejut saat Pochettino menurunkan Llorente sebagai starter di laga ini.
Llorente sudah berusia lebih dari 30 tahun dan dianggap sebagai pemain yang tak mampu membahayakan lawan dengan kelas seperti Real Madrid.
Nyatanya, Llorente menjadi penyerang terbaik dan paling efektif Spurs saat melawan Madrid.
Keberadaan Llorente pun sangat membantu Harry Kane untuk bergerak bebas.
Bahkan Llorente memberi bola sempurna pada Kane yang sebenarnya bisa menjadi gol jika tak dihalangi oleh kiper Madrid, Keylor Navas.
(Baca juga: Real Madrid Vs Tottenham Hotspur - Fan Arsenal Meratapi Performa Apik Lilywhites)