Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lawatan Manchester United ke Benfica pada duel Liga Champions, Kamis (19/10/2017) dini hari WIB, emosional bagi pelatih Setan Merah, Jose Mourinho.
Jose Mourinho mudik ke Portugal dan bernostalgia mendatangi markas tim yang pernah dibesutnya.
Peramu taktik kondang berusia 54 tahun itu mengawali karier sebagai pelatih kepala di Benfica.
Periode masa bakti Mou di sana cuma seumur jagung, tiga bulan saja antara September-Desember 2000.
E parabéns a José Mourinho! O antigo treinador do @SL_Benfica (2000) completa hoje 52 anos. pic.twitter.com/jPMshYNDwS
— SLB Vintage (@SLBVintage) January 26, 2015
Wajar kalau tak ada trofi yang mampir di kabinet piala Benfica saat itu.
Mourinho naik pangkat dari asisten menjadi pelatih kepala guna meneruskan pekerjaan Jupp Heynckes - arsitek Bayern Muenchen kini.
Meski kehadirannya singkat, Mourinho mampu memberikan perubahan signifikan buat klub.
(Baca Juga: Penyelamatan David de Gea 2017 dan 2016, Mana Lebih Brilian?)
Saat itu masih berusia 37 tahun, Mou melakukan berbagai rekonstruksi.
Dia mempromosikan sejumlah pemain dari tim cadangan, mempersempit lapangan latihan agar efektif, meminta lebih banyak pencari bakat, dan lebih fokus mengasah skill pemain dengan bola daripada kebugaran.
Dengan metode segar itu, Jose Mourinho disebut lebih maju 10 tahun dari pelatih lain.
"Segera setelah bekerja dengan dia, semua keraguan hilang. Mourinho punya metode inovatif dan memotivasi semua orang," kata eks pemainnya saat di Benfica, Fernando Meira, dikutip BolaSport.com dari Manchester Evening News.
Mourinho mengundurkan diri menjelang akhir tahun setelah mengetes presiden baru Benfica ketika itu, Manuel Vilarinho, dengan permintaan kontrak baru.
Jose Mourinho & Carlos Mozer... #2000 #football #Benfica #Mourinho #Chelsea pic.twitter.com/r0LzHsGl4O
— Photos of Football (@photosofootball) December 17, 2015
Vilarinho menolak dan Mourinho lantas meninggalkan Benfica.
Setelah itu, dia bekerja di Uniao de Leiria (2001-2002) dan sisanya bertabur gemerlap prestasi bareng FC Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan kini di Manchester United.
(Baca Juga: Isi Curhat Philippe Coutinho soal Peran Jose Mourinho dalam Kariernya)
Beberapa tahun setelah menolak permintaan Mourinho, Vilarinho mengungkapkan frustrasi karena enggan mempertahankannya.
"Kembalikan saya ke masa lalu, dan saya akan melakukan hal sebaliknya: memperpanjang kontrak Mourinho," ujar Vilarinho di Daily Mail.
Selama tiga bulan di Benfica, Mourinho juga memiliki sejumlah pemain andalan. Berikut 4 di antaranya.
1. Maniche
Maniche: «FC Porto ou Benfica campeão? Espero que ganhe o melhor» https://t.co/QSRzoMwgVX pic.twitter.com/dyCkjtp2MT
— Nação Portista (@NacaoPortista) April 4, 2017
Salah satu pemain favorit Jose Mourinho bukan cuma di Benfica.
Eks gelandang bernama lengkap Nuno Ricardo de Oliveira Ribeiro ini merupakan jebolan akademi Benfica dan dibawa Mou ke Porto (2002) serta Chelsea (2006).
SL Benfica
— Superb Footy Pics (@SuperbFootyPics) October 14, 2017
Karel Poborsky pic.twitter.com/HwICn8pcyi
Poborsky pindah ke Benfica setelah membela Manchester United pada 1996-1998.
Legenda Rep. Ceska ini memperkuat Benfica dalam 61 partai liga sebelum hengkang ke Lazio pada 2001.
3. Robert Enke
FOTO: Benfica recorda Robert Enkehttps://t.co/qBZAk3Dns9 pic.twitter.com/jmoCWkZ6Ym
— maisfutebol (@maisfutebol) November 10, 2016
Mantan anak asuh Mourinho di Benfica yang mengalami nasib paling tragis.
Mendiang kiper asal Jerman ini memperkuat Benfica pada 1999-2002.
Saat berstatus pemain Hannover, Enke melakukan bunuh diri pada 10 November 2009 dengan cara menabrakkan diri ke kereta yang sedang melaju dekat stasiun di Eilvese, Jerman.
Mantan striker yang jago mengeksekusi bola mati ini termasuk disukai Mourinho walau banyak pihak menilainya kontroversial.
Van Hooijdonk membela Benfica pada 2000-2001 dengan ukiran 19 gol dari 30 penampilan liga.