Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat itu bukan soal permainannya, tapi kasusnya.
Kurzawa diperas kelompok kriminal.
Modusnya, dia difitnah dengan video dirinya yang sedang pesta sisha bersama kawan-kawannya di sebuah bar.
Para penjahat itu mengatakan, di video itu ada rekaman bahwa Kurzawa dan rekan-rekannya membicarakan pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps.
Mereka juga menertawakan dan mengkritiknya.
(Baca Juga: Pesan Juergen Klopp untuk Pemain Liverpool yang Berbuah Kemenangan Telak atas Maribor)
Para penjahat mengancam akan menyebar video itu jika Kurzawa tak mau memberikan uang tebusan sebesar 100.000 euro (sekitar Rp 1,5 miliar).
Layvin Kurzawa tak mau memenuhi tekanan para penjahat tersebut dan melaporkannya ke polisi.
Akhirnya, polisi berpura-pura sebagai perantara Kurzawa dan mampu menjebak tiga pelaku.
Seminggu kemudian, polisi menangkap dua orang lagi yang terlibat dalam jaringan pemerasan tersebut.
Total, polisi menangkap 5 penjahat setelah laporan layvin Kurzawa.
Caranya, polisi menyadap telepon Kurzawa dengan para penjahat itu, hingga akhirnya mampu mendeteksi posisi mereka dan melakukan penggerebekan. (*)