Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keajaiban Istanbul. Demikian sebutan untuk pertandingan final Liga Champion 2004-2005 antara AC Milan dengan Liverpool FC di Stadion Ataturk, Istanbul, Turki.
Steven Gerrard menjadi pemicu dari keajaiban pada 25 Mei 2005 itu. Setelah tertinggal tiga gol tanpa balas di babak I, kapten Liverpool itu mengawali kebangkitan The Reds.
Kebangkitan mulai muncul di kamar ganti saat jeda laga.
Manajer Rafael Benitez menumbuhkan keyakinan bahwa keadaan bisa berubah, ditambah keputusan mengganti formasi menjadi 3-5-2.
Steven Gerrard juga berperan besar di kamar ganti Ataturk.
Kata penyerang Djibril Cisse, sang kapten berkata ke rekan-rekannya bahwa dia anak Liverpool dan tak mau melihat timnya terhina.
"Kata Gerrard, kalau bisa mencetak gol pada 15 menit pertama, kami bisa memenangi pertandingan. Dia menjadi orang pertama yang mencetak gol," ujar Cisse, seperti dikutip The Mirror.
(Baca Juga: Jadwal Final Liga Champions 2018 - Real Madrid Vs Liverpool FC)
Sundulan Gerrard menyambut operan John Arne Riise yang masuk di tiang jauh pada menit ke-54, memunculkan keyakinan di kubu Liverpool dan para fans.
"Keadaan bisa berbalik, percayalah," kata seorang wartawan Polandia, negara asal kiper Si Merah, Jerzy Dudek, yang duduk di samping wartawan Tabloid BOLA di Ataturk.
Benar. Menit ke-56, tendangan Vladimir Smicer dari luar kotak penalti masuk.
Menit ke-59, Gennaro Gattuso menjatuhkan Gerrard saat melakukan pergerakan untuk menyambut operan Milan Baros di dalam kotak 16.
Dida menangkis penalti Xabi Alonso, tetapi Alonso sukses memasukkan bola muntah.
Ucapan Gerrard terbukti. Meski setelah gol Alonso tidak ada lagi gol yang tercipta, Liverpool kemudian menang di babak adu penalti.
Seteven Gerrard memimpin kebangkitan Liverpool. Di Istanbul dia mematri posisi sebagai legenda klub.
Dari pengakuan Gerrard, keberhasilan itu juga terjadi karena para fans.
(Baca Juga: Mohamed Salah Tidak Selevel Cristiano Ronaldo)
"Saya ingat suara para fans Liverpool, mereka masih bersama kami. Sangat jarang ketika Anda tertinggal 0-3 di babak pertama, para fans masih bersama Anda. Tetapi, para penggemar Liverpool unik dan mereka tetap bersama kami."
"Mereka bernyanyi dan kami bisa mendengarnya di kamar ganti," begitu kenang Steven Gerrard.
A post shared by TABLOID BOLA (@tabloid_bola) on