Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ngeri, Tekel Gulat Sergio Ramos Ternyata Ilegal dalam Judo, Dampaknya Serem Banget!

By Nina Andrianti Loasana - Senin, 28 Mei 2018 | 18:07 WIB
Striker Liverpool, Mohamed Salah (kanan), kehilangan keseimbangan saat dijaga ketat oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos, dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. ( GENYA SAVILOV / AFP )

Tekel horor yang dilakukan Sergio Ramos pada Mohamed Salah menjadi pusat perhatian di Final Liga Champions 2018.

Akibat tekel tersebut Salah didiagnosa keseleo sendi bahu dan terancam melewatkan Piala Dunia 2018.

Insiden tersebut terjadi pada menit ke-25.

Kapten Real Madrid, Sergio Ramos, membuat teknik keras layaknya teknik kuncian gulat saat menghalau pergerakan Mohamed Salah yang berusaha merebut bola darinya.

Ramos memepet Mohamed Salah dan menarik tangannya, kemudian menjatuhkan diri sambil tetap mengunci tangan kiiri Mohamed Salah.

(Baca Juga: Bongkar Statistik, AFC Menobatkan Riko Simanjuntak sebagai Pemain Nomor Wahid dalam Hal Ini)

Akibatnya, Salah langsung tumbang dan kesakitan, layaknya dibanting seorang pegulat.

Salah sempat mendapat perawatan dan bermain lagi. Namun, rasa sakit di bahu kirinya memaksanya berhenti.

Dia merebahkan diri di lapangan dan menangis karena kecewa dan kesakitan.

Namun akun twitter resmi Persatuan Judo Eropa mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa gerakan tersebut dalam Judo sekalipun ilegal.

(Baca Juga: Keputusan PSMS Medan Mendatangkan Sosok Pelatih Lama Membuat Djanur Terusik?)

Dalam cuitannnya, akun tersebut mengunggah meme Sergio Ramos yang tengah melakukan kuncian tangan pada Mohamed Salah

Meme tersebut bertuliskan "Teknik kuncian tangan yang dilarang dalam Judo, tapi dalam sepak bola cukup bagus untuk memenangkan Liga Champions."

Akun tersebut kemudian juga menuliskan bahwa teknik kuncian tangan Ramos yang rupanya bernama Waki-gatame merupakan teknik berbahaya di dunia Judo.

"Karena itulah teknik tersebut dilarang untuk digunakan sebagai transisi ke ne-waza. Bagaimana pendapat kalian tentang pelanggaran kemarin di Final Liga Champions?" lanjut akun @europeanjudo.

Dilasir Bolasport.com dari selfdefensetutorials.com, teknik yang juga dikenal dengan istilah standing arm lock ini hampir selalu mematahkan sendi lengan lawan.

(Baca Juga: Bongkar Statistik, AFC Menobatkan Riko Simanjuntak sebagai Pemain Nomor Wahid dalam Hal Ini)

Website tersebut juga mencontohkan beberapa kasus dimana petarung MMA sukses mematahkan lengan lawan dengan menggunakan teknik ini.

Karena bahaya yang bisa ditimbulkan teknik kontroversial ini, peraturan Judo internasional melarang teknik ini digunakan pada lawan saat pertandingan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P