Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) siap kembali ke cara lama mereka memaksimalkan tim nasional negerinya. Jika itu terjadi, Indonesia bisa makin merana dan sulit merebut gelar pertama di Piala AFF.
FAS mengatakan bahwa tindakan menghentikan proses naturalisasi atas sejumlah pesepak bola asing segera berakhir.
Singapura segera mengidentifikasi pemain yang menghabiskan waktu yang cukup lama di Negeri Singa. Mereka akan diberikan kwarganegaraan Singapura.
Semua itu segera diambil FAS, setelah timnas Singapura makin terpuruk penampilannya. Mereka ingin pasukan yang kini ditangani V Sundramoorthy kembali memakai pemain naturalisasi.
The Lions macet dan ada di ranking 169 FIFA dari 211 asosiasi sebagai anggota federasi sepak bola internasional.
Baca juga: Satu Kaki Klub Filipina Ada di Semifinal Piala Singapura
Pada Juni 2017, mereka mengalami serangkaian hasil buruk. Salah satunya kalah 1-2 dari timnas Taiwan pada kualifikasi Piala Asia 2019.
Itulah sebabnya mengapa pemain asing berbakat ingin dikembalikan ke skuad nasional Negeri Singa, walau hal itu masih diperdebatkan.
Presiden baru FAS, Lim Kia Tong mengatakan itu dalam forum yang dilaksanakan media The Straits Times pada Jumat (4/8/2017).
”Jika tim nasional terus mengalami penurunan dalam peringkat, ini akan mempengaruhi mood sepak bola di Singapura,” kata Lim Kia Tong.
Lim Kia Tong juga mengatakan, FAS bisa memakai cara lama ini untuk ’menyelamatkan’ timnas Singapura.
”Sentimen melakukan naturalisasi pemain tertentu harus diaktifkan kembali,” tuturnya.
“Jika Anda melihat keberhasilan di Piala AFF sebelumnya, kami memiliki pemain yang dinaturalisasi untuk membantu kami memenangi gelar tersebut.”
Para pemain timnas Singapura yang memiliki jasa dengan status pesepak bola naturalisasi ada beberapa.
Baca juga: Bedah Kekuatan Lawan Timnas U-22 di SEA Games 2017: Kamboja Berpotensi Merepotkan
Ada duo pemain asli China yang dinaturalisasi yaitu Qiu Li dan Shi Jiayi.
Lalu ada Fahrudin Mustafic (Serbia), Aleksandar Duric (Bosnia), Daniel Bennett (Inggris), dan Agu Casmir, Precious Emuejeraye, serta Itimi Dickson (semua Nigeria).
Para pemain ini membantu skuat The Lions meraih tiga trofi juara Piala AFF untuk edisi 2004, 2007 dan 2012.
Singapura tanpa pemain naturalisasi hanya saat menjuarai Piala Tiger (nama lama Piala AFF) pada 1998.
”Ketika kami memutuskan untuk memakai secara penuh kekuatan lokal, saat timnas Singapura dilatih Bernd Stange dari 2013 sampai 2016, The Lions selalu gagal,” ucap Lim Kia Tong menambahkan.
”Ini bukan hal yang baru, jika Anda melihat Hong Kong, Filipina, Indonesia dan bahkan Thailand, mereka harus bergantung pada pemain naturalisasi. Tim nasional Timor Leste memiliki banyak pemain Brasil.”
Namun, dia dengan cepat menambahkan peringatan ini: ”Para pemain yang berada di radar harus jauh lebih baik daripada pemain lokal dalam posisi mereka.”
Meskipun FAS belum secara resmi mengumumkan nama orang asing yang diincar untuk dinaturalisasi, ada beberapa prediksi.
Pemain sayap Warriors FC asal Kanada, Jordan Webb dan duet pilar Home United, Sirina Camara (Prancis) serta Song Ui Young (Korea Selatan) jadi kandidat utama.
Wakil Presiden FAS, Bernard Tan menegaskan bahwa asosiasi akan bijaksana dalam menentukan siapa yang akan dinaturalisasi.
”Tentu saja, orang Singapura tidak ingin melihat keseluruhan tim nasional yang penuh dengan pemain naturalisasi,” ujar Tan.
”Mereka masih ingin melihat inti tim yang dipenuhi oleh orang-orang Singapura yang lahir dan besar di sini, yang diangkat melalui sistem kami.”
Timnas Singapura dengan pemain naturalisasi mereka pernah membuat Indonesia gigit jari.
Skuat Garuda kalah agregat 2-5 pada final Piala AFF 2004. Bahkan di Jakarta, timnas Indonesia merana kalah 1-3 pada final leg pertama 15 Januari 2015.
Kala itu, lima gol dalam dua laga Singapura tiga di antaranya dicetak pemain naturalisasi, Agu Casmir (2) dan Daniel Bennett.