Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bosan mendukung klub-klub favorit sejuta umat seperti Real Madrid, Manchester United, Juventus, Paris Saint-Germain, dan FC Bayern Muenchen? Atau Anda punya mental hipster yang anti-mainstream? Coba dukung kelima klub ini!
1. Liga Spanyol: Real Betis
Betis bukan klub jagoan di Liga Spanyol pada musim 2016-2017 lalu. Mereka cuma finis di urutan ke-15.
Namun, aktivitas transfer Betis musim ini bisa mengindikasikan kalau mereka merencanakan kebangkitan.
Mereka mendatangkan Victor Camarasa (Levante), Christian Tello (FC Barcelona), Andres Guadrado (PSV Eindhoven), dan Javi Garcia (Zenit St. Petersburg).
Real Betis juga mendatangkan pemain Montpellier, Ryan Boudebouz, yang menciptakan 287 peluang di Liga Prancis sejak musim 2014-2015.
2. Liga Prancis: OGC Nice
Klub Prancis ini finis di peringkat ketiga Liga Prancis musim lalu.
Kalau melihat materi pemain musim ini, bukan tidak mungkin Nice kembali jadi kuda hitam.
Mereka sebelumnya sudah punya bek senior, Dante, serta eks penyerang AC Milan, Mario Balotelli.
Sekarang, Nice juga ketambahan Wesley Sneijder, geladang senior Belanda.
Sneijder sudah punya pengalaman membela Real Madrid, Internazionale Milan, hingga Galatasaray.
Di bangku pelatih, Nice punya sosok Lucien Favre yang pernah membawa Borussia Moenchengladbach lolos ke Liga Champions.
3. Liga Inggris: Brighton and Hove Albion
Brighton promosi ke Premier League, kasta tertinggi Liga Inggris, setelah menjadi runner-up di Championship Division.
Skuat asuhan Chris Hughton tersebut pun mulai menambah kekuatan.
Mereka membeli Pascal Gross dari FC Ingolstadt.
Seperti dilansir BolaSport.com dari situs Squawka, Gross direken sebagai pemain paling kreatif di Liga Jerman dengan 98 kans.
Brighton juga merekrut Markus Suttner dari klub yang sama, serta Davy Proepper dari PSV Eindhoven.
Kedatangan ketiga pemain ini dipercaya bisa menambah stok pemain kreatif yang bisa mencetak gol.
Meski kalah di pekan perdana Liga Inggris, bukan tak mungkin The Seagulls, julukan Brighton, bisa bangkit di laga-laga berikutnya.
4. Liga Italia: SPAL
SPAL butuh 49 tahun untuk bisa kembali ke kasta tertinggi Liga Italia.
Faktor itu saja sudah cukup jadi alasan untuk memantau kiprah mereka melawan klub-klub mapan seperti Juventus, AS Roma, dan AC Milan.
Berbeda dari tiga klub yang disebut duluan di senarai ini, SPAL minim perombakan skuat.
Mereka "hanya" menambah tujuh pemain dengan status pinjaman.
Selebihnya, mereka mengandalkan wajah lama, termasuk Mirco Antenucci di depan gawang lawan.
Antenucci musim lalu menyumbang 18 gol dan tujuh assist.
5. Liga Jerman: Eintracht Frankfurt
Frankfurt hanya finis di peringkat ke-11 Liga Jerman musim lalu.
Padahal, mereka sempat merangsek ke tiga besar klasemen dari pekan ke-18 hingga ke-20.
Skuat asuhan Niko Kovac tersebut juga sanggup maju ke final Piala Liga Jerman, meski kalah dari Borussia Dortmund.
Materi pemain Frankfurt pun cukup menarik.
Mereka punya sosok Jetro Willems dari PSV Eindhoven, serta jebolan Liga Belanda lain, Sebastien Haller.
Bintang tim nasional Ghana sekaligus eks pilar AC Milan, Kevin-Prince Boateng, juga dikabarkan akan segera mendekat.
Perpaduan para pemain bintang ini bukan tidak mungkin membuat mereka kembali jadi kuda hitam di Liga Jerman.
Oh, dan soal pemain, mereka juga punya pemain bernama Nelson Mandela, lho.
Iya, nama presiden legendaris Afrika Selatan itu.