Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kiprah Timnas Suriah di Kualifikasi Piala Dunia 2018 mengejutkan banyak pihak dengan menahan imbang timnas Australia yang lebih difavoritkan.
Hasil imbang 1-1 di Melaka (yang bertindak sebagai venua kandang Suriah) membuat negara tersebut masih memiliki harapan besar untuk membuat sejarah lolos ke Piala Dunia Rusia 2018 untuk pertama kalinya.
Kiprah Suriah disebut-sebut sebagai sebuah kemenangan sepak bola yang sesungguhnya mengingat kondisi negara tersebut yang tengah dilanda perang.
Meski begitu, Independent.co.uk berpendapat bahwa kisah timnas Suriah yang bak dongeng tersebut sebetulnya tak mengharukan seperti opini orang banyak.
Independent.co.uk pun membedah kisah horor yang masih tersisa bahkan ketika para pesepak bola Suriah tersebut berlaga melawan timnas Australia.
(Baca Juga: 5 Negara Paling Mengejutkan di Kualifikasi Piala Dunia 2018, Salah Satunya Sedang Dilanda Perang)
Pasalnya, perang saudara yang tengah terjadi di negara tersebut membuat para atlit dipaksa untuk memilih berada di salah satu kubu yang terlibat perang.
Lebih dari 100 pesepak bola dikabarkan hilang karena menentang Presiden Bashar al-Assad.
"Para pengamat mengatakan bahwa pesepak bola maupun penonton timnas Suriah era Assad adalah pendukung terseluibung kampanye orang-orang kulit putih yang digunakan untuk menutupi kejahatan rezim kepada orang-orang kulit putih," tulis Independent.co.uk.
Cerita-cerita tentang timnas Suriah yang kini tengah hangat dibicarakan justru membuat orang menutup mata akan derita sesungguhnya yang mendera negara tersebut.
(Baca Juga: Formasi 11 Pemain yang Terancam Gagal ke Piala Dunia 2018, Bertabur Bintang Besar!)
Sebelum melaju hingga bisa melawan Australia, ada darah yang terlalu banyak bercucuran di negara tersebut bahkan melibatkan para pesepak bola.
Hal tersebut tak bisa dengan mudah ditutupi, bahkan dengan lolos ke Piala Dunia 2018 sekalipun.