Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesuksesan tim nasional Suriah di kualifikasi Piala Dunia 2018 menghadirkan dampak yang bagai pisau bermata dua.
Tentunya, kesukseskan timnas dari negara yang tengah dilanda perang seperti Suriah menjadi prestasi yang membanggakan.
Akan tetapi, momen kesuksesan timnas Suriah dinilai masih rawan ditunggangi oleh kepentingan politik di negaranya.
Gegap gempita kesuksesan Suriah menenggelamkan tabir kelam negara tersebut di masa lalu.
Sejak 2011, lebih dari 100 pesepak bola Suriah dinyatakan hilang karena menentang rezim Presiden Bashar al-Assad.
(Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2018 - Bocah Ajaib Borussia Dortmund Jadi Inspirasi Amerika Serikat)
Tiga dari 100 pesepak bola tersebut telah dinyatakan meninggal dunia.
Yang lebih miris, mereka ditemukan meninggal dunia dalam keadaan dimutilasi dan kelaparan.
Kekejaman tersebut membuat jurnalis yang memfokuskan diri dalam isu-isu Timur Tengah, Oz Katerjim menilai bahwa kemenangan Suriah pun rasanya tidak cukup untuk menjadi obat penyembuh luka perang bagi negara tersebut.
"Jalan menuju pertandingan melawan timnas Australia harus dilalui dengan pertumpahan darah yang terlalu banyak untuk tak dihiraukan begitu saja," tulis Katerji di Twitter.
(Baca Juga: Luar Biasa! Lebih dari 100 Pesepakbola Suriah Hilang Akibat Perang, Tapi Timnasnya Berpeluang Besar Lolos Piala Dunia)
Masyarakat Suriah dan para pengungsi yang telah kabur ke negara lain tentu menikmati kesuksesan timnas mereka.
Akan tetapi, para petinggi negara tersebut rawan memanfaatkan situasi mereka untuk menutupi kejahatan yang pernah menyakiti hati para pesepak bola Suriah.