Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rhian Brewster menjadi buah bibir media Inggris setelah menjadi top scorer di ajang Piala Dunia U-17 2017 di India. Ia berhasil membawa Inggris berjaya dan meraih kampiun.
Koleksi 8 gol Brewster tak sanggup dikejar oleh pemain-pemain lain. Bocah Liverpool ini bahkan mencetak hattrick di semifinal untuk mengalahkan Brasil 3-1.
Atas capaian ini, Brewster dianugerahi Sepatu Emas dari FIFA.
Namun apakah kesuksesan Brewster di kompetisi ini menjamin kesuksesannya sebagai pemain sepak bola mendatang? Tak semudah itu.
Dilansir BolaSport.com dari Daily Mail, begini nasib para top scorer Piala Dunia U-17 sejak era milenial.
Florent Sinama Pongolle - 2001 (Prancis, 9 gol)
Direkrut oleh Liverpool setelah Piala Dunia U-17, rekornya di turnamen tak pernah secara konsisten dilanjutkan di level senior.
Meski ia punya medali Liga Champions 2005 dan mencetak gol krusial saat melawan Olympiakos dan membuat Liverpool lolos grup kala itu.
Setelah di Liverpool, ia banyak menghabiskan waktu di Atletico Madrid dan Sporting Lisbon. Sekarang dalam usia 33 tahun ia masih bermain untuk klub Thailand, Chainat Hornbill F.C.
Cesc Fabregas - 2003 (Spanyol, 5 gol)
Setelah turnamen ini, Arsenal menjadi klub pertama yang mencium bakatnya. Kesuksesan pemain binaan La Masia berlanjut saat ia menjadi kapten Arsenal, pindah ke Barcelona, lalu menuju Inggris lagi hingga sekarang membela Chelsea.
Ia juga berkesempatan menjuarai Piala Dunia 2010, dan dua Piala Eropa bersama Spanyol.
(Baca juga: Rhian Brewster, Gabungan Kylian Mbappe dan Marcus Rashford)
Carlos Vela - 2005 (Meksiko, 5 gol)
A historic first for #LAFC.@11carlosV makes the cover of @ESPNDeportes Magazine / @LaOpinionLA
https://t.co/DXCUrNhjjH pic.twitter.com/A6dZxqxQ6X
— LAFC (@LAFC) October 9, 2017
Persis seperti Fabregas, Vela juga direkrut Arsenal setelah turnamen. Meski begitu ia justru bersinar saat membela Real Sociedad.
Musim 2018 mendatang, Carlos Vela akan membela Los Angeles FC di MLS. Di timnas, ia telah mengoleksi 62 caps.
Macauley Chrisantus - 2007 (Nigeria, 7 gol)
Kasus lain dari seorang pemain sukses di level junior sebelum keiling di liga-liga Eropa tanpa meraih kesuksesan. Sang striker saat ini masih bermain untuk Lamia di Liga Yunani setelah sebelumnya melanglangbuana dari Hamburg, Frankfurt, Las Palmas, dan AEK Athens.
Borja Baston - 2009 (Spanyol, 5 gol)
Penyerang ini menjanjikan pada awalnya saat ia berhasil direkrut Swansea City tahun lalu dengan mahar 18 juta pounds dari Atletico Madrid. Namun setelah hanya mencetak satu gol dan beberapa kesmepatan bermain, manajer Swanse Paul Clement meminjamkan ke Malaga musim ini.
Suleymane Coulibaly - 2011 (Pantai Gading, 9 gol)
Ivory Coast International Footballer Suleymane Coulibaly was part of the yacht party on River Thames, London pic.twitter.com/KKQW3NKaai
— Mzazi Willy M. Tuva (@mzaziwillytuva) March 27, 2016
Tottenham Hotspur memenangkan pertarungan dengan Real Madrid dan Manchester United untuk mendapatkan Coulibaly. Setelah itu ia berpetualang ke Bari, Peterborough, Newpot, Killmanor. Saat ini Culibaly bermain di klub Mesir, Al-Ahly.
Valmir Berisha - 2013 (Swedia, 7 gol)
Vi tok oss en prat med Valmir Berisha før hans første derby mot erkerival Molde FK! #aafk #ESNball pic.twitter.com/TQgQTsTjF9
— AaFK - Aalesunds FK (@AalesundsFK) May 5, 2017
Berisha menemukan jalannya ke Roma namun tak menemukan kariernya membaik di Italia. Ia kemudian singgah ke Yuannai dan Bleanda sebelum membela Aalesunds di Liga Primer Norwegia saat ini. Saat ini masih berusia 21 tahun.
Victor Osimhen - 2015 (Nigeria, 10 gol)
Nigeria striker Victor Osimhen was on target for his German Bundesliga club Wolfsburg who defeated Dutch side FC Utrecht 2-0 in a friendly. pic.twitter.com/Q0YjakJ4iP
— MYsport Nigeria (@MYsport_ng) October 4, 2017
Masih berusia 18 tahun, Osimhen saat ini telah masuk ke tim utama Wolfsburg. Ia juga telah melakukan debut senior untuk timnas Nigeria. Perjalanan kariernya masih sangat panjang.