Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Legenda timnas Belanda, Marco van Basten, menanggung malu setelah kelolosan timnas Maroko ke putaran final Piala Dunia 2018.
Hal itu mengacu kepada kiprah impresif Hakim Ziyech bersama Maroko selama kualifikasi.
Gelandang serang berusia 24 tahun itu merangkum masing-masing dua gol dan assist.
Salah satu assist Ziyech mewarnai kemenangan Maroko atas Pantai Gading, Minggu (12/11/2017) dini hari WIB, hasil yang memastikan tiket ke putaran final.
Serangkaian fakta tersebut merupakan pembuktian kualitas Ziyech yang sempat dipandang sebelah mata oleh Van Basten.
Pada 2016, Van Basten sempat mencibir keputusan Ziyech.
Sang pemain sempat membela timnas Belanda di level U-19, U-20 dan U-21, kemudian berpaling ke Maroko di tingkat senior.
"Betapa bodohnya memilih Maroko jika kamu berpeluang untuk membela Belanda?" kata Van Basten seperti dilansir BolaSport.com dari Bleacher.
At the World Cup next summer:
— B/R Football (@brfootball) November 12, 2017
—Morocco
—Netherlands
(Baca juga: Situasi Kontrak Tak Jelas, 4 Klub Premier League Rela Antre demi Bek Gagal Manchester United)
Kini, Van Basten terbungkam.
Ziyech mengantarkan Maroko ke Piala Dunia 2018.
Sebaliknya, Belanda gagal melangkah ke Rusia karena cuma menempati posisi ketiga pada babak kualifikasi.
2016 - Marco van Basten to Hakim Ziyech: "How stupid can you be to choose Morocco if you are in contention for the Dutch national team?”
2017 - Hakim Ziyech helps Morocco reach Russia 2018
The Dutch didn't qualify. pic.twitter.com/aWeDlqHaOi
— AccaTracker App (@AccaTrackerTM) November 12, 2017
Buat Maroko, tiket ke putaran final sekaligus mengakhiri dahaga panjang.
Kali terakhir mereka tampil di putaran final Piala Dunia yakni pada edisi 1998 di Prancis.