Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Timnas Italia, Gian Piero Ventura menjadi sorotan setelah gagal membawa Timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2018 Rusia.
Buffon cs harus mengubur impian mereka untuk tampil di Rusia usai kalah agregat 1-0 atas Swedia di laga play-off.
Kekalahan tersebut sontak membuat para pendukung Timnas Italia begitu kecewa.
Hampir semua pendukung Italia menyalahkan sang pelatih, Gian Piero Ventura sebagai biang keladi kegagalan Italia.
(Baca Juga: Italia Vs Swedia - Ada Friksi Ketika De Rossi Diminta Melakukan Pemanasan)
Melihat kondisi tersebut, BolaSport.com mengumpulkan 4 fakta terkait Gian Piero Ventura.
Berikut daftarnya:
4. Debutnya Sebagai Pelatih di Usia 28 Tahun
Ventura lahir pada 14 Januari 1948.
Kariernya sebagai pelatih dimulai pada tahun 1976.
Saat itu Ventura didaulat untuk menjadi pelatih tim muda Sampdoria selama 3 tahun.
Ventura akhirnya menjalani debutnya sebagai pelatih profesional pada tahun 1981 bersama klub Ruentes Rapallo.
3. Membawa Torino memecahkan kutukan yang bertahan selama 20 tahun
Ventura berhasil memecahkan kutukan 20 tahun yang dialami Torino ketika berlaga di Derbi Turin.
Torino akhirnya berhasil mengalahkan Juventus dengan skor 2-1 di Stadion Olimpico, Turin.
(Baca Juga: Generasi Emas Italia pada Piala Dunia 2006 Habis Tak Tersisa)
2. Debutnya bersama Timnas Italia dibuka dengan kekalahan
Pada bulan Juni 2016, Ventura resmi diperkenalkan FIGC untuk menggantikan Antonio Conte kontraknya akan habis dengan Timnas Italia setelah Piala Eropa 2016.
Pada bulan September 2016, Ventura menjalani debut bersama Timnas Italia di laga uji coba melawan Prancis.
Debut Ventura terasa pahit karena ia harus mengalami kekalahan perdananya Gli Azzurri.
Italia kalah dengan skor 1-3 atas Prancis.
1. Prestasi tertingginya sebagai pelatih membawa Torino lolos ke babak 32 besar Liga Europa.
Setelah berhasil membawa Torino lolos ke Liga Europa, Ventura ternyata mampu menunjukan kualitasnya di turnamen tersebut.
Ventura berhasil membawa Torino ke babak 32 besar setelah mengalahkan Athletic Bilbao dengan skor 3-2.
Kemenangan tersebut terasa spesial karena sebelumnya tak ada klub Italia yang mampu menang di Bilbao.