Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tahun 2017 mencatatkan beberapa transfer pemain yang ternyata jauh dari harapan.
Banderol besar bukan berarti kepindahan pemain akan berlangsung sukses.
Berikut adalah 7 transfer terburuk yang terjadi pada 2017.
1. Leonardo Buncci (40 juta euro, Juventus ke AC Milan)
Banyak yang mengatakan bahwa Leonardo Bonucci adalah penutup sempurna untuk bursa transfer musim panas AC Milan yang menggila.
Keberhasilan Milan mencomot sosok penting dari rival mereka, Juventus, itu dianggap menjadi awal dari pergerakan kekuatan di Serie A.
Alih-alih menjadi jenderal di lini belakang, kehadiran pemain dengan 70 caps bagi timnas Italia ini justru membuat Rossoneri tidak imbang.
Milan memaksakan turun dengan formasi tiga bek untuk mengakomodirnya tetapi klub merana di Serie A.
2. Dani Ceballos (18 juta euro, Real Betis ke Real Madrid)
Bintang muda Spanyol ini menjadi pemain terbaik Euro U-21 2017 pada musim panas lalu.
Ia datang dengan label kemampuan yang menyamainya dengan Cesc Fabregas, Andres Iniesta, dan Xabi Alonso muda.
Ceballos diklaim sebagai penerus jangka panjang Luka Modric. Namun, perjalanan gelandang yang dikaruniai teknik tinggi ini hingga setengah musim di Madrid jauh dari memuaskan.
Ia hanya mencatatkan 2 start dan 186 menit bermain, sekitar 10 persen dari total waktu turun Casemiro, yang menempati posisi sama dengannya, di lini tengah Madrid.
(Baca Juga: Pecahkan 6 Rekor, Lionel Messi Ternyata Hanya Sekadar Jalan Santai saat Laga El Clasico)
3. Renato Sanches (pinjam, FC Bayern Muenchen ke Swansea)
Profil Renato Sanches terus menukik tajam sejak Euro 2016.
Swansea City berupaya menyelamatkannya pada musim panas ini setelah ia tak kunjung mendapat kesempatan di FC Bayern Muenchen.
Kedatangan Sanches ditenggarai akan jadi kunci bagi skuat asuhan Paul Clement itu saat bursa musim panas tutup.
Namun, kebintangannya hilang bak ditelan bumi. Ia tak kunjung bisa beradaptasi di Liga Inggris. Pergerakannya lamban dan umpan-umpannya tak akurat.
Hal yang paling kita ingat dari sang pemain adalah momen saat ia mengira papan iklan adalah rekan setimnya.
4. Federico Bernardeschi (40 juta euro, Fiorentina ke Juventus)
Akhir-akhir ini, Juventus jarang membuat blunder di bursa transfer.
Alhasil, harapan besar membumbung ketika Si Nyonya Tua mengeluarkan 40 juta euro untuk memboyong bintang muda Fiorentina, Federico Bernardeschi.
Namun, ia tidak kunjung mendapat tempat utama di skuat Bianconeri.
Tak hanya itu, pelatih Massimiliano Allegri pun masih ragu menurunkannya sebagai deputi Juan Cuadrado atau Paulo Dybala.
5. Alex Oxlade-Chamberlain (35 juta pounds, Arsenal ke Liverpool)
Kedatangan Alex Oxlade-Chamberlain pada saat-saat terakhir bursa transfer musim panas mungkin bukan berita baik yang diharapkan para fans Liverpool.
The Reds berupaya mendatangkan bek Southampton, Virgil van Dijk, sepanjang bursa tetapi pemain yang mendarat di Anfield malah seorang gelandang serang dalam diri Ox.
Ia baru dipercaya pelatih Juergen Klopp turun sebagai starter pada pekan ke-11 Premier League saat melawan West Ham.
Penampilannya sejauh ini minim percaya diri dan kontribusinya bagi lini serang The Reds yang perkasa itu hanyalah 1 gol dan 2 assist di Liga Inggris.
(Baca Juga: Eks Gelandang Persib Asal Paraguay Buka Suara Soal Eka Ramdani)
6. Gylfi Sigurdsson (45 juta pounds, Swansea ke Everton)
Pelatih Everton, Ronald Koeman, membayar mahal blunder-blundernya di bursa transfer musim panas 2017.
Sang pelatih dipecat klub hanya dua bulan setelah musim dimulai.
Salah satu faktor yang menjadi katalis pemecatannya adalah keputusan mendatangkan Gylfi Sigurdsson dari Swansea dengan banderol 45 juta pounds.
Tanpa resell value di usianya yang 28 tahun, Sigurdsson sampai kini masih belum menyatu baik dengan skema permainan Everton.
Ia gagal mengulang kepahlawanannya bersama Swansea musim lalu.
7. Hakan Calhanoglu (25 juta euro, Leverkusen ke AC Milan)
Sungguh suatu kegagalan transfer apabila AC Milan sudah dirumorkan akan melepas pemain yang digadang-gadang sebagai playmaker andalan mereka pada bursa transfer musim panas.
Calhanoglu datang ke Milan di tengah ombak optimisme tinggi setelah mencetak 17 gol dalam 79 penampilan selama 3 musim memperkuat Leverkusen.
Reputasinya sebagai pengambil tendangan bebas ganas juga membuat para fans Milan tak sabar menantikan aksinya.
Namun, Calhanoglu jauh dari mengulang aksi-aksi terbaiknya itu di San Siro.
Walau masih menyumbang 6 assist dan 2 gol dari 19 laga di semua kompetisi musim ini, ia jauh dari memuaskan.
Fisiknya yang rentan terhadap cedera menjadi salah satu sorotan kubu Milan.