Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) mengakui Indonesia sebagai wakil pertama Asia di Piala Dunia.
Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi adalah negara-negara Asia yang sudah sering mentas di pesta sepak bola sejagat.
Kendati ketiga tim tersebut paling sering muncul di Piala Dunia, rupanya FIFA mengakui bahwa wakil pertama dari Benua Kuning adalah Indonesia.
(Baca juga: Pilihan Anti-mainstream Kapten Thailand di The Best Football Awards 2017)
Hal itu terungkap dalam sebuah sesi tanya jawab di media sosial Twitter.
"Tim Asia manakah yang pertama kali tampil di Piala Dunia? Hindia Belanda, dikenal saat ini dengan Indonesia, tampil dalam edisi 1938 di Prancis," demikian isi kicaun FIFA seperti dikutip Bolasport.com.
Q: Who were the first team from Asia to appear at a #WorldCup?
A: The Dutch East Indies, known now as Indonesia (@pssi__fai), reached the 1938 finals in France #TBT
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) 26 Januari 2018
https://t.co/wlRphQQa95 pic.twitter.com/K2T3u4Zn9w
Indonesia berada di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda) saat tampil di Piala Dunia 1938.
(Baca juga: Hasil Voting The Best Football Awards 2017, Berapa Selisih Suara Ronaldo dan Messi?)
Kelolosan Hindia Belanda ke putaran final bak sebuah hadiah karena wakil Asia lainnya, Jepang, mengundurkan diri akibat masalah perang.
Asia memang diberikan jatah satu tempat dan hanya dua tim yang memperebutkannya saat itu.
Hindia Belanda pun langsung tereleminasi setelah takluk 0-6 dari Hungaria pada partai perdana.
Sekelumit Kisah Hindia Belanda di Piala Dunia 1938
Piala Dunia 1938 terasa istimewa bagi sepak bola Indonesia. Bukan hanya menjadi debut putaran final, melainkan juga menjadi simbol perkenalan Hindia Belanda di kancah internasional dengan segala keterbatasannya.
Nederland-Indis, nama ini dipakai karena Indonesia masih berada di bawah kendali Belanda.
Sempat terjadi perseteruan karena tim yang berangkat ke Piala Dunia 1938 di Prancis adalah bentukan Nederlandsh Indische Voetbal Unie (NIVU), bukan PSSI.
Surat kabar Tionghoa berbahasa Melayu, Sin Po, mengabarkan setiap jengkal perjalanan Hindia Belanda di luar negeri.
Tertulis bahwa pemain beserta ofisial tim meninggalkan Batavia melewati Tanjung Priok menuju Belanda dengan kapal M.S. Johan van Oldenbarnevelt pada 18 Maret 1938.
(Baca Juga: Foto Kondisi Terkini Awan Setho Setelah Alami Benturan Keras)
Majalah Sport edisi 31 Mei 1938 merekam kegiatan para personel ‘Indonesia’ di Hotel Duinoord di Kota Wassenaar.
Pada edisi 27 Mei 1938, Sin Po melaporkan pertandingan “Indonesia” melawan HBS, yang berakhir imbang 2-2, sedangkan edisi 2 Juni 1938 mengupas hasil pertandingan kontra Haarlem (5-3).
Setelah singgah di Belanda untuk beberapa waktu, tim ‘Indonesia’ melanjutkan perjalanan ke Prancis menggunakan kereta. Mereka berangkat dengan penuh keyakinan berkat modal hasil ciamik dari partai ekshibisi.
Prancis 1938 masih menggunakan sistem sistem gugur seperti dua edisi terdahulu (1930 dan 1934).
Bermodal formasi ofensif 2-3-5, Hindia Belanda menatap duel menghadapi Raksasa Eropa Timur, Hungaria, pada 5 Juni 1938 di Reims.
Apa daya? Hungaria, yang belakangan keluar sebagai runner-up Piala Dunia 1938, ternyata masih terlalu tangguh untuk Hindia Belanda.
Gawang Mo Heng diberondong empat gol tanpa balas sebelum turun minum.
(Baca juga: Meski Gagal, Hal Ini Bikin Pep Guardiola Tak Sesali Lepas Alexis Sanchez)
Gol pertama Hungaria tercipta pada menit ke-14 melalui sepakan Vilmos Kohut, disusul Geza Toldi (16’), Gyorgy Sarosi (25’), dan Gyula Zsengeller (30’).
Hindia Belanda menerima gempuran terus-menerus selama 90 menit.
“Negara ini agresif dan berjuang penuh semangat. Semua orang relatif kecil, tapi memiliki karakter pemain unik. Yang terpenting ialah mereka belajar mengatur sebuah pertandingan sepak bola internasional.”
Jan Feith, Wartawan De Java Bode yang turut menyaksikan laga Hungaria vs Hindia Belanda di Piala Dunia 1938.
Skor berubah lagi menjadi setengah lusin alias 6-0 di babak kedua setelah Sarosi dan Zsengeller menyarangkan gol tambahan masing-masing pada menit ke-67 dan 88.
Hindia Belanda mesti mengepak koper lebih dini akibat gagal melaju ke babak berikutnya.