Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nwankwo Kanu telah mencicipi pahit-manis kehidupan sepak bola. Dari meraih juara di kompetisi elite sampai terdegradasi, semua pernah ia rasakan.
Nwankwo Kanu memulai petualangannya di Eropa bersama Ajax Amsterdam pada 1993.
Striker berpostur 197cm itu bergabung ke raksasa Belanda hanya beberapa bulan setelah membawa timnas muda Nigeria menjuarai Piala Dunia U-17.
Musim perdana berseragam Ajax, Nwankwo Kanu langsung mendapatkan medali juara Liga Belanda.
(Baca juga: Klub Liga Inggris Ini Tak Mau Lagi Terima Pemain Afrika)
Ia menuai sukses lebih besar pada musim berikutnya, yakni meraup titel Liga Belanda dan Liga Champions.
Ajax kala itu memang dilabeli generasi emas lantaran berisi pemain-pemain bertalenta macam Edgar Davids, Frank Rijkaard, dan Marc Overmars.
Pindah ke Inter Milan, Nwankwo Kanu lagi-lagi menuai prestasi dengan menjuarai Liga Europa edisi 1997-1998.
Karier sang bomber semakin mengilap setelah hengkang ke Arsenal.
(Baca juga: Philippe Coutinho Cocok di Air)
Dalam kurun waktu lima tahun sejak 1999, ia memperoleh masing-masing dua gelar Liga Inggris dan Piala FA.
Total 38 gol dan 15 assist diukir Kanu dalam 187 pertandingan bareng The Gunners.
Sehabis melewati masa bahagia, munculah momen suram.
Kanu mengalami momen pahit ketika klubnya, West Bromwich Albion, mengalami degradasi akibat finis di peringkat ke-19 klasemen pada musim 2005-2006.
Bukan cuma sekali, legenda timnas Nigeria itu dua kali mencicipi pahitnya tergelincir ke kasta kedua Liga Inggris.
Ia kembali mengalami degradasi setelah Portsmouth mengakhiri musim 2009–2010 sebagai juru kunci.
Lengkap sudah asam-garam perjalanan Kanu di dunia bal-balan.
Prestasi Kanu:
Ajax Amsterdam
Inter Milan
Portsmouth
Nigeria