Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Menteri Olahraga Prancis, Laura Flessel, menanggapi tindakan rasialis pendukung Rusia terhadap dua pemain Prancis, Paul Pogba dan Ousmane Dembele.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laura Fessel mengutuk aksi rasialis berupa yel-yel berbau penghinaan oleh pendukung Rusia kala tim tuan rumah Piala Dunia bentrok dengan Timnas Prancis pada laga uji coba di St. Petersburg, dilansir Bolasport.com dari France24.com pada Rabu, (28/3/2018),
Dua pemain Prancis, Ousmane Dembele dan Paul Pogba, menjadi target dari aksi rasialisme yang dilakukan oleh pendukung tuan rumah.
(Baca juga: Mantan Pelatih Barcelona Menjadi Kandidat Kuat Pelatih Napoli)
St. Peterburg sendiri akan menjadi venue dari tujuh laga Piala Dunia termasuk semi final dimana tersedia 68.000 kursi penonton dalam stadion.
Laura Fessel menuliskan pesan di akun Twiter miliknya pada Rabu, (28/3/2018).
« Le racisme n’a pas sa place sur les terrains de football. Nous devons agir de concert au niveau européen et international afin de faire cesser ces comportements inadmissibles » #FRARUS #exaequo.
— Laura Flessel (@FlesselLaura) 28 Maret 2018
Crédits FFF/ Bastien Lheritier. pic.twitter.com/kRB1fbBNjO
"Tidak ada tempat untuk rasialisme di sepak bola," ungkap Laura.
"Kita harus mengambil langkah bersama di Eropa maupun Dunia untuk mengakhiri tindakan yang tidak bisa diterima ini," ucap mantan peraih dua medali emas Olimpiade di cabang anggar.
Rusia sendiri adalah negara dimana tindakan rasialis tumbuh subur.
The Football Against Racism in Europe (FARE) atau badan yang menangani kasus rasialis di Eropa mencatat ada 89 kasus rasialisme dan isu politik pada pertandingan Rusia selama 2016/17.
Mengingat kick-off Piala Dunia akan dilakukan kurang dari tiga bulan lagi, semua pihak yang terkait, mulai dari FIFA sampai asosiasi sepak bola Rusia (RFU) harus secepatnya bertindak untuk mengatasi aksi rasialisme atau citra Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia akan tercoreng.