Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Septian David, Sosok Pendiam dan Kerap Tersingkir di Seleksi Tim Kelompok Umur

By Husen Sanusi - Rabu, 16 Agustus 2017 | 09:47 WIB
Septian David Maulana, pencetak gol ke gawang Thailand di SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Kuala Lumpur, Selasa (15/8/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/BOLASPORT)

Septian David Maulana menjadi perbincangan usai jadi pahlawan Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017. 

Gol semata wayang yang dicetak pemain berusia 21 tahun itu menyelamatkan Timnas Indonesia dari kekalahan setelah tertinggal lebih dulu dari Timnas Thailand.

Nama, Septian David Maulana, sebenarnya sudah mulai dikenal sejak dia menjadi bagian Timnas Indonesia U-19 yang dulu sangat fenomenal di bawah asuhan Indra Sjafri.

Siapa sebenarnya Septian David Maulana

Dia berasal dari Gang Pete, Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Daerah ini lebih dikenal sebagai kawasan kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes), dulu IKIP Semarang.

Warno, sang ayah, sehari-hari bekerja sebagai pegawai swasta.

Ibu David, Mundarsih, ibu rumah tangga biasa.

Mereka bersyukur putranya bisa meraih mimpi masa kecil bermain di tim nasional, mulai dari kelompok umur hingga senior.

"David anak yang tidak kenal menyerah. Sejak kecil di sepakbola dia kerap terpinggirkan dalam beberapa seleksi tim kelompok umur. Namun, kesungguhannya berbuah hingga saat ini bisa berkarier di tim profesional," papar Warno.

David merupakan putra pertama Warso dan Mundarsih yang lahir setelah tujuh tahun pernikahan mereka.

Warso yang sedari kecil menyukai sepakbola ingin David berkecimpung di dunia olahraga.

Pada saat kelas 4 Sekolah Dasar, David dimasukkan Warno ke SSB Bhaladika lalu berlanjut ke SSB Tugumuda.

"Dia itu pendiam orangnya, tapi ulet pantang menyerah terus mencoba. Sampai akhirnya bisa masuk timnas," tutur Suwarno.

Kali terakhir David pulang ke Semarang pada Ramadan lalu.

Dia merayakan Idulfitri di kota kelahirannya sebelum kembali bergabung dengan Mitra Kukar.

"David taat beribadah. Tak jarang kalau pulang ke Semarang berbagi dengan anak-anak yatim. Pada bulan puasa lalu, anak-anak yatim dia undang ke rumah untuk berbuka bersama," imbuhnya.

Sebelum bermain melawan ThailandSeptian David menghubungi Warno.

Dia meminta doa dari orangtua agar diberi kemudahan selama pertandingan membela Merah Putih.

Meminta doa adalah kebiasaan David setiap dia akan bertanding, di kompetisi antarklub juga. 

Doa itu terkabul. (*)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P