Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim nasional (timnas) U-22 Indonesia berhasil menaklukkan Kamboja dengan skor 2-0 pada pertandingan terakhir penyisihan Grup B SEA Games 2017, Kamis (24/8/2017).
Kemenangan ini tidak terlepas dari jitunya pergantian pemain yang dilakukan oleh Luis Milla pada babak kedua. Hasilnya, Ezra Walian dan Febri Hariyadi berhasil mencetak gol.
Berkat kemenangan ini, skuad Garuda finis di peringkat kedua dengan merangkum 11 poin. Juara grup menjadi milik Thailand setelah mereka berhasil mengalahkan Vietnam dengan skor 3-0.
Indonesia akan berhadapan dengan tuan rumah Malaysia yang menjadi juara grup A pada partai semifinal. Laga ini akan digelar pada 26 Agustus.
Namun jelang laga semifinal, Indonesia harus membenahi setidaknya tiga hal. Berikut penjelasnnya.
1. Crossing
Memainkan Saddil Ramdani dan Osvaldo Haay di kedua sayap, serangan Indonesia terasa kurang menggigit. Keduanya ditopang dengan tusukan Ricky Fajrin yang melakukan overlap dari lini belakang.
Diantara ketiganya hanya Saddil yang berhasil melesakkan 2 kali crossing sukses. Bahkan Fajrin belum sekalipun sukses melepaskan umpan silang pada babak pertama.
Dengan memanfaatkan keunggulan postur yang dimiliki oleh Marinus Wanewar, sayap Indonesia diharapkan dapat mengirimkan umpan yang akurat agar dapat berbuah gol.
Crossing yang akurat dapat memperbesar peluang Indonesia untuk mencetak gol, sama seperti proses terjadinya gol pertama yang dicetak Ezra Walian saat melawan Kamboja.
Sebuah kiriman dibagikan oleh BolaSport.com (@bolasportcom) pada
2. Shooting
Timnas Indonesia mendominasi pertandingan melawan Kamboja dengan total penguasaan bola mencapai 61 persen.
Namun, jumlah tembakan yang mengarah gawang terbilang kurang.
Dari 12 kali kesempatan di babak pertama, Indonesia hanya mampu melepaskan tiga tembakan yang mengarah ke gawang Kamboja.
Shooting dari luar kotak penalti dapat digunakan sebagai alternatif apabila di babak kedua nanti lini depan Indonesia masih buntu.
Hal tersebutlah yang ditunjukkan oleh Febri Hariyadi melalui golnya ke gawang Kamboja.
3. Dribbling
Selain untuk mengirimkan umpan, kedua sayap Indonesia diharapkan mampu bermain cutting inside ke tengah.
Tusukan ke tengah yang biasanya dilakukan oleh Saddil belum tampak di babak pertama, baru di babak kedua ia berani lebih menyerang.
Keberanian dalam melakukan penetrasi dan akselerasi ini diyakini akan membuat lini belakang Kamboja panik dan kehilangan koordinasi.
Kegoyahan di lini belakang dapat dimanfaatkan untuk melakukan tembakan langsung ke arah gawang atau mengirim umpan terobosan yang berpotensi bahayakan gawang lawan.
Hal tersebut terbukti dalam gol Febri Hariyadi yang berawal dari dribbling menusuk ke tengah.
4. Finishing
Kualitas penyelesaian Indonesia masih lemah saat berhadapan dengan Kamboja.
Dari 15 peluang sepanjang pertandingan, Indonesia hanya mampu mencetak 2 gol.
Dalam beberapa kesempatan, pemain-pemain Indonesia membuang banyak peluang dengan penyelesaian yang kurang memuaskan.
Termasuk salah satu peluang emas yang dibuang Febri Hariyadi yang berdiri bebas di dalam kotak penalti.
Menghadapi tim tuan rumah Malaysia, Indonesia tidak boleh membuang peluang karena diyakini akan lebih sulit untuk menembus lini pertahanan mereka.
5. Kontrol Emosi
Ini menjadi hal yang harus benar-benar diwaspadai oleh timnas Indonesia dalam menghadapi laga semifinal.
Indonesia dengan mudah terpancing emosi ketika berhadapan dengan Timor Leste dan Kamboja.
Saat melawan Timor Leste, Evan Dimas bahkan harus menerima kartu kuning yang mengharuskan dirinya absen saat melawan Vietnam.
Yang lebih parah, Indonesia bahkan tersulut oleh provokasi Kamboja di akhir pertandingan.
Indonesia diharapkan bisa menjaga emosi dan tidak terpancing provokasi lawan, Malaysia, yang akan mendapat dukungan penuh dari suporternya.