Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim nasional U-19 Indonesia sukses meraih kemenangan besar atas Filipina dengan skor 9-0 pada pertandingan kedua Piala AFF U-18 2017 di Stadion Thuwunna, Kamis (7/9/2017).
Kesuksesan Garuda Nusantara mencatatkan clean sheet tidak terlepas dari peran penting Muhammad Riyandi yang berdiri di bawah mistar gawang timnas U-19.
Tampil selama 90 menit, kiper Barito Putera tersebut mencatat tiga penyelematan.
Punya respons yang di atas rata-rata memang menjadi salah satu keunggulan Riyandi.
Bayangkan saja, Riyandi pernah membuat tim sekelas Brasil frustrasi karena sejumlah peluang berhasil dipatahkan kiper berusia 17 tahun tersebut. Alhasil, Indonesia hanya sekali kebobolan oleh Brasil saat kedua tim bertemu di Turnamen Toulon.
Setelah melawan Brasil, giliran Ceko yang dibuat kesulitan mencetak gol banyak oleh Riyandi.
Sekalipun Ceko menang 2-0, Riyandi menampilkan performa gemilang. Salah satunya adalah keberhasilan Riyandi menepis penalti dalam laga tersebut.
Selain respons, kiper dari jebolan Liga Kompas Gramedia tersebut memiliki keunggulan lain yakni distribusi bola.
Hal tersebut menjadi salah satu atribut penting sebagai kiper modern.
Indonesia Vs Filipina - Kiper Timnas Indonesia U-19, Muhammad Riyandi Diserbu Gombalan Netizen https://t.co/XHDVFUK0nX via @bolasportcom
— BolaSport.com (@BolaSportcom) September 7, 2017
Riyandi dituntut bisa mengalirkan bola ke rekan yang berada di dekatnya.
Karena itu, hampir jarang terlihat Riyandi melepaskan umpan panjang saat menguasai bola.
Saat melawan Filipina, Riyandi sukses mencatatkan 27 umpan tepat sasaran dari total 28 umpan.
Ia menjelaskan bahwa dirinya memang dituntut oleh pelatih Indra Sjafri agar bermain lebih banyak menggunakan kaki.
"Awalnya, saya tidak begitu bisa main dari kaki ke kaki. Filosofi pelatih Indra Sjafri ingin membangun serangan mulai dari kiper," kata kiper milik Barito Putera tersebut.
"Jadi, kiper harus berani menguasai bola. Dari situ, saya mulai belajar dari hari pertama sampai sekarang," tuturnya menambahkan.
Agar terbiasa bermain modern, Riyandi mengaku selalu "menyantap" menu latihan passing dalam latihan bersama pelatih kiper Jarot Supriadi. Dia juga kerap mempelajari gaya penampilan kiper idolanya, Manuel Neuer.
"Yang pertama, saya ingin mencontoh kiper-kiper Eropa yang bermain lebih modern. Mereka berani bermain dari kaki ke kaki. Kalau Neuer, memang idola saya," ujar kiper berusia 17 tahun tersebut.
Kiper bergaya modern merupakan sesuatu hal baru yang ditunjukkan Indra Sjafri. Saat membesut tim nasional U-19 pada 2013, Indra Sjafri memiliki kiper berkarakter konvensional yakni, Ravi Murdianto.
Di Liga Indonesia pun jarang menemukan kiper yang berkarakter seperti Riyandi.