Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an sampai 1970 punya satu mesin gol bernama Soetjipto Soentoro. Meski penyerang lubang, Soetjipto lebih produktif dari striker skuat Garuda.
Soetjipto Soentoro adalah pesepak bola legendari Tanah Air yang lahir di Bandung, Jawa Barat.
Namun, pria kelahiran 16 Juni 1941 ini bisa disebut pemain besar klub Ibu Kota, Persija Jakarta.
Sebab, pria dengan julukan Gareng ini nyaris sepanjang aktif main di lapangan hijau bersama Persija.
Dia main untuk skuat Macan Kemayoran antara 1964 hingga 1970. Namun, Soetjipto sejak 1957 sudah jadi bagian tim junior Persija, saat berusia 16 tahun.
(Baca juga: Anak Mantan Pemain Klub Indonesia Cetak Gol, Sayang Timnas Singapura Tumbang)
Setelah itu, Gareng setahun membela PSMS Medan sebelum memutuskan pensiun.
Soetjipto mencetak gol pertama untuk timnas Indonesia pada Asian Games 1966 di Bangkok, Thailand.
(Baca juga: Rochi Putiray Sebut Evan Dimas Bodoh, Jika...)
Kala itu, Indonesia menang 3-1 atas Republik China atau kini bernama Taiwan.
Jumlah sumbangan gol terbanyak Gareng untuk timnas Indonesia saat skuat Garuda berpartisipasi di Merdeka Games 1969.
Soetjipto mencetak delapan gol pada kemenangan Indonesia dengan skor 9-1 atas Singapura pada 7 November 1969.
Salah satu anak asuh Soetjipto saat timnas Indonesia tampil di Piala Dunia U-20 1979, Subangkit, bercerita soal sang mentor.
(Baca juga: Kapten Dikartu Merah, Timnas Malaysia Dipermalukan Hong Kong)
”Saya tak lama menyaksikan Pak Gareng saat masih aktif main, tetapi tahu keistimewaannya,” kata Subangkit kepada BolaSport.com.
”Dia memiliki badan gempal dan tak terlalu tinggi posturnya, tetapi punya dribel bagus serta tendangan keras,” tutur pelatih PSIS Semarang ini mengenang sang legenda.
Deskripsi Subangkit soal Gareng yang berbadan gempal ini diperkuat komentar putra sang legenda timnas Indonesia, Bisma Soetjipta.
(Baca juga: Akhirnya, Evan Dimas Bicara Soal Karier Sepak Bola di Luar Negeri)
Pada sebuah kesempatan, Bisma menuturkan sang ayah memang memiliki badan gempal, tetapi lincah.
”Ayah saya dari keluarga yang suka dan bermain sepak bola, tetapi hanya beliau yang sukses,” tutur Bisma.
”Beliau berbadan gempal, tetapi memiliki pergerakan yang sulit dihentikan lawan,” katanya.