Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rahmad Darmawan Ungkap Penyebab Pemain Junior Indonesia Melempem Saat Masuk Level Senior

By Suci Rahayu - Senin, 20 November 2017 | 19:54 WIB
Pelatih T-Team FC, Rahmad Darmawan legowo PSSI memilih Alfred Riedl menangani timnas Indonesia untuk Piala AFF 2016. (DOK. JUARA.NET)

Pelatih Rahmad Darmawan mengurai pendapatnya tentang pembinaan usia muda di Indonesia. Menurut RD, sapaan Rahmad, ada satu missing link yang membuat pemain muda Indonesia mayoritas gagal bersinar saat masuk level senior.

Indonesia kerap meraih prestasi apik di level kelompok umur.

Tetapi, talenta mereka kerap hilang saat masuk level senior, termasuk pilar timnas U-19 Indonesia yang jadi juara Piala AFF U-19 2013.

Para pemain skuat muda Garuda itu tidak semua sukses pada level senior.

Rahmad, yang saat ini melatih klub Malaysia, T-Team FC, tak menampik adanya fenomena seperti hal di atas.

(Baca juga: Malam Ini, Nasib Indra Sjafri Ditentukan PSSI, Lanjut Atau Didepak!)

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, namun yang utama adalah tidak adanya kompetisi usia muda yang tertata dengan bagus.

“Jadi mengelola sepak bola usia muda itu bukan hanya soal insfrastruktur dan coaching education yang bagus saja."

"Tetapi, juga harus ada wadahnya, harus ada kompetisi usia dini. Kita hampir tidak punya soal itu,” kata Rahmad.

RD menilai bahwa ajang usia muda yang digelar di Indonesia selama ini masih belum layak untuk disebut sebagai kompetisi.

(Baca juga: Demi Lindungi Pemain, Ketegasan Pelatih Timnas U-19 Malaysia Layak Dapat Pujian)

Sebab, jumlah pertandingan terbatas, begitu juga dengan pesertanya sehingga pembinaan pun tidak maksimal.

“Dulu, ada kompetisi U-21, tetapi itu saja masih kurang. Karena pesertanya dibatasi hanya klub di level tertinggi saja. Pertandingan juga terbatas. Dalam satu musim, kemungkinan hanya 12 kali bermain untuk satu tim,” kata RD.

“Itu sebenarnya lebih cenderung bisa disebut sebagai turnamen, bukan kompetisi. Idealnya, satu klub bisa bertanding minimal 24 kali,” tuturnya.

(Baca juga: 5 Pemain Liga Super Malaysia yang Layak Diburu Klub-klub Indonesia untuk Musim 2018)

Kompetisi di level U-19 dan U-21, menurut RD mutlak harus semakin digiatkan.

Sebab, pada usia tersebut seorang pemain mulai bertransformasi menuju level profesional, bahkan terkadang juga pada usia yang jauh lebih muda.

“Mereka baru mengerti tentang reading the game dan pengayaan taktik saat di klub dan itu tentu saja ada sebuah missing link karena kompetisi usia muda kurang,” ucapnya.


 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P