Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Vs Islandia - Bayu Pradana, Raja Operan Kepercayaan Luis Milla dan Jejak Bima Sakti

By Andrew Sihombing - Sabtu, 13 Januari 2018 | 18:41 WIB
Aksi gelandang timnas Indonesia, Bayu Pradana (kiri), saat tampil melawan timnas Suriah U-23 dalam partai uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/TABLOID BOLA/BOLASPORT.COM)

Bukan Evan Dimas, Septian David Maulana, Stefano Lilipaly, atau Irfan Bachdim. Adalah Bayu Pradana Andriatmo (26 tahun) yang merupakan pusat operan timnas Indonesia di era Luis Milla

Sejak diberi kesempatan menjalani debut oleh pelatih Alfred Riedl di laga kontra Malaysia pada 6 September 2016, Bayu Pradana memberi warna baru di lini tengah Tim Merah Putih. 

Tak lagi terlihat gelandang bertahan yang melulu mengandalkan kegarangan merebut bola dari lawan hanya untuk mengopernya lagi ke rekan setim yang ditugasi sebagai gelandang serang. 

Gelandang perusak, demikian titel yang dulu diberikan kepada pemain seperti Syamsul Chaeruddin atau Hariono, sebagai pengemban fungsi itu. 

(Baca Juga: Keren, Lorong Pemain di SUGBK Tak Luput Miliki Wajah Baru)

Bayu Pradana berbeda karena ia juga piawai menjadi pengatur tempo permainan tim. Metronom, begitu istiliah yang disematkan pada pemain seperti ini. 

Peran sebagai pengatur tempo itu tak lepas dari kemampuan Bayu Pradana Andriatmo melepas operan akurat. 


Gelandang Indonesia, Bayu Pradana (19), berduel dengan penyerang Thailand, Sirach Chatthong (9), pada final pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/2016) malam.(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Kualitas itu pula yang kini diperlihatkannya saat berseragam Merah Putih di era pelatih Luis Milla

Dari statistik yang dikompilasi Labbola, Bayu Pradana menorehkan rata-rata 51,6 operan sukses tiap pertandingan.