Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

2 Faktor Penyebab Mandulnya Spaso dan Lerby di Timnas U-23 Indonesia

By Andrew Sihombing - Kamis, 3 Mei 2018 | 17:46 WIB
Penyerang timnas U-23 Indonesia, Ilija Spasojevic, bereaksi pada laga PSSI Anniversary Cup 2018 kontra timnas u-23 Korea Utara di Stadion Pakansari, Bogor, pada 30 April 2018. (MUHAMMAD BAGAS/BOLASPORT.COM )

Berdasarkan statistik pada PSSI Anniversary Cup 2018 yang dilansir BolaSport.com dari Labbola, pelatih Luis Milla punya PR memperbaiki suplai bola buat penyerang tengah Timnas U-23 Indonesia.

Lerby Eliandry dan Ilija Spasojevic mendapat sorotan negatif usai dua penampilan Garuda Muda di PSSI Anniversary Cup 2018.

Lerby melempem di laga perdana kontra Timnas U-23 Bahrain, sementara Spasojevic kurang menggigit saat menghadapi Timnas U-23 Korea Utara.

Lerby bahkan tak melepas 1 tembakan pun. Adapun 4 tembakan Spaso melenceng dari sasaran.

(Baca Juga: Zulfiandi dan Pesepak Bola Aceh di Timnas Indonesia - dari Serambi Mekkah untuk Merah Putih)

Publik pun meradang melihat penampilan keduanya. Tuntutan agar Milla mencari penyerang baru untuk Asian Games 2018 menghebat karenanya.

Padahal, kegagalan mencetak gol bukan semata kesalahan Lerby maupun Spaso.

Statistik memperlihatkan betapa kedua pemain ini kurang mendapat suplai matang dari rekan-rekannya.

Lerby misalnya, tercatat menerima total 18 operan saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain.

Angka itu memang lebih tinggi dibandingkan rataan 16,6 operan per partai di Liga 1 2017 saat mencetak total 16 gol buat Borneo FC.

Tapi, patut dicatat bahwa Lerby tak menerima 1 pun operan peluang saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain itu.


Penyerang Timnas U-23 Indonesia, Lerby Eliandry, berduel dengan kiper Bahrain, Yusuf Shabaan, pada laga PSSI Anniversary Cup 2018 di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (27/4/2018)(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Bersama Borneo FC di Liga 1 musim lalu, striker berusia 26 tahun itu menerima rata-rata 1,9 operan peluang per pertandingan.

Suplai buat Spaso pun sama macetnya. Penyerang naturalisasi tersebut cuma menerima 17 operan ketika menghadapi Timnas U-23 Korut.

Bandingkan dengan rataan 23,9 operan per partai yang didapatnya bersama Bhayangkara FC di Liga 1 musim 2017 dan 20,2 passing per pertandingan berseragam Bali United di Liga 1 2018.

Sulitnya kondisi yang dialami Lerby dan Spaso tak lepas dari mandeknya lini kedua.

(Baca Juga: Tak Pernah Juara, Timnas Indonesia adalah Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Piala AFF)

Osvaldo Haay misalnya, tercatat cuma mengirim 9 operan (6 tepat) saat menghadapi Timnas U-23 Bahrain.

Sementara ketika menghadapi Timnas U-23 Korut, Saddil Ramdani pun hanya mengirim 11 operan (10 sukses).

Hanya, selain soal suplai, Milla pun harus memastikan baik Lerby maupun Spaso memperbaiki kelemahan dalam hal penyelesaian akhir.

Setidaknya hal itu yang diamati oleh eks gelandang Timnas Indonesia, Imran Nahumarury.

"Ada masalah dalam penyelesaian akhir Timnas U-23 Indonesia. Baik Lerby maupun Spaso seperti kurang tenang dan terlalu terburu-buru," ujar Imran kepada BolaSport.com.

"Penampilan timnas secara keseluruhan sudah bagus, tinggal lini depan yang mesti lebih memaksimalkan kesempatan," katanya.

Catatan dari Imran tersebut tepat saat membahas statistik khusus Spaso.

Saat menghadapi Timnas U-23 Korea Utara, penyerang berusia 30 tahun ini menerima 3 operan peluang.

Padahal, saat menerima rata-rata 'hanya' 2,7 operan peluang per pertandingan di Liga 1 2017, Spaso bisa mencetak selusin gol.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P