Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cabang olah raga sepak bola putra Asian Games 2018 telah melahirkan timnas U-23 Korea Selatan sebagai juara.
Medali emas ini diraih Tageuk Warriors seusai menumbangkan Jepang di partai final dengan skor 2-1. Laga ini berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (1/9/2018).
Sementara itu, medali perunggu diraih oleh timnas U-23 Uni Emirat Arab (UAE) setelah menumbangkan Vietnam pada perebutan peringkat ketiga.
(Baca Juga: Luis Milla Dipuji Setinggi Langit oleh Media Asing, Gaya Bermain Garuda Muda Jadi Sorotan)
Kedua tim harus berduel hingga babak adu penalti untuk menentukan pemenangnya.
Hasilnya, UAE keluar sebagai pemenang setelah menang di babak tos-tosan dengan skor 4-3 seusai sebelumnya bermain imbang 1-1 selama waktu normal dan babak tambahan waktu.
Sejumlah pemain pun muncul sebagai bintang bersama timnya masing masing sepanjang Asian Games 2018.
Pemain-pemain ini layak diganjar kredit khusus karena kontribusinya.
Berikut daftar 11 pemain terbaik Asian Games 2018 versi Fox Sports Asia:
(Baca Juga: Luis Milla Dipertahankan, Bomber Naturalisasi Ini Berharap Dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018)
Penjaga gawang: Mohamed Al-Shamsi (United Arab Emirates)
Medali perunggu yang diraih Uni Emirat Arab (UAE) di ajang Asian Games 2018 sebetulnya tak terlepas dari ketangguhan Al-Shamsi di bawah mistar gawang.
Pasalnya, selama mengarungi fase gugur, UAE telah melakoni tiga kali adu penalti, yakni saat melawan Indonesia (16 besar), Korea Utara (8 besar) dan Vietnam (perebutan peringkat ketiga.
Al-Shamsi pun muncul sebagai pahlawan seusai berhasil membawa UAE menyapu bersih tiga adu penalti tersebut dengan kemenangan.
Bek kanan: Vu Van Thanh (Vietnam)
(Baca Juga: Luis Milla Dipertahankan, Bomber Naturalisasi Ini Berharap Dipanggil Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018)
Vu Van Thanh merupakan salah satu aktor di balik keberhasilan timnas U-23 Vietnam saat tampil impresif di ajang Piala Asia U-23 2018 pada Januari 2018.
Penampilan cemerlang Vu Van Thanh berlanjut saat tampil di Asian Games 2018.
Pemain berusia 22 tahun ini begitu fasih bermain di bawah strategi pelatih Park Hang-seo yang menerapkan formasi 5-2-3.
Bermain di sektor bek sayap, ia berulang kali membantu rekan-rekannya saat membangun serangan namun tak pernah melupakan tugasnya saat sedang bertahan.
Bek tengah: Yugo Tatsuta (Jepang)
(Baca Juga: Luis Milla Dipuji Setinggi Langit oleh Media Asing, Gaya Bermain Garuda Muda Jadi Sorotan)
Yugo Tatsuta mungkin merasa sedikit bersalah saat mencetak gol bunuh diri ketika Jepang meraih kemenangan dengan skor 2-1 melawan Arab Saudi.
Namun, gol bunuh diri tersebut tak mampu menutupi apa yang telah ia tampilkan selama mengawal jantung pertahanan skuat muda Samurai Biru.
Dalam formasi Jepang yang menerapkan tiga bek di lini pertahanan, pemain dengan postur 189 cm ini punya peran penting di sektor tengah karena ketenangan dan kemampuannya membaca permainan lawan.
Bek tengah: Bui Tien Dung (Vietnam)
Bila kiper timnas U-23 Vietnam, Bui Tien Dung, berhasil bersinar di Piala Asia U-23 2018, kali ini Bui Tien Dung (bek tengah) menjadi pemain yang bersinar di Asian Games 2018. Dua pemain ini memang memiliki nama yang sama.
Bek asal tim Viettel FC ini memainkan peranan penting di sektor lini pertahanan Vietnam saat berhasil mencatatkan lima cleansheet berturut-turut selama lima pertandingan awal.
Bersih dari kebobolan dari babak penyisihan Grup D, Vietnam akhirnya harus kebobolan pada babak semifinal melawan Korea Selatan.
Bek kiri: Kim Jin-ya (Korea Republic)
Tak banyak bek kiri yang mampu menandingi performa Kim Jin-ya selama Asian Games 2018.
Gaya bermain bek berusia 20 tahun ini sangat energik. Ia adalah sumber kekuatan Korea Selatan di sektor kiri.
Kim juga menyumbangkan satu gol saat Taeguk Warriors pesta gol ke gawang Bahrain pada laga pembuka.
Gelandang tengah: Nguyen Quang Hai (Vietnam)
Nguyen Quang Hai mulai mendapatkan atensi sebagai salah satu pemain muda paling potensial di kawasan Asia Tenggara di posisi penyerang.
Perkembangan performa Nguyen Quang Hai berlanjut bersama timnas U-23 Vietnam saat tampil di Asian Games 2018 saat ia mendapat peran sebagai gelandang.
Ia pun tak hanya mampu beradaptasi dengan peran baru, namun juga mengalahkan gelandang-gelandang lain di tubuh skuat muda Golden Star seperti Luong Xuan Truong.
Sayangnya, ia tak mampu melanjutkan penampilan impresifnya saat gagal mengeksekusi penalti pada babak tos-tosan melawan Uni Emirat Arab pada perebutan peringkat ketiga.
Gelandang tengah: Odiljon Xamrobekov (Uzbekistan)
Sebelum kekalahan mereka dari Korea Selatan pada babak delapan besar, Uzbekistan adalah salah satu tim yang difavoritkan menjuarai Asian Games 2018.
Penampilan dominan mereka di fase grup berhasil buktikan status mereka sebagai jawara Piala Asia U-23 2018.
Bersaing di Grup B, Uzbekistan mampu keluar sebagai pemuncak klasemen akhir setelah menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan.
Catatan positif lainnya, mereka berhasil keluar tanpa kebobolan alias mencatatkan tiga cleansheet selama fase grup.
Peran pemain senior, Odiljon Xamrobekov di sektor lini tengah memang tak perlu ditanyakan.
Bertugas sebagai gelandang, pemain yang baru berusia 24 tahun ini sukses menggelontorkan empat gol.
Kontribusinya sangat terasa di lini tengah. Sebagai motor serangan, Odiljon sangat fasih mengalirkan distribusi bola dengan rapi.
Selebrasi tersebut ditenggarai dilakukan oleh Shkodran Mustafi untuk mendukung gerakan politik warga keturunan Albania di Serbia. https://t.co/Km4sFsFJfa
— BolaSport.com (@BolaSportcom) September 4, 2018
Gelandang serang: Lee Seung-woo (Korea Republic)
Pemain milik Hellas Verona ini memang tak menjadi salah satu kartu as bagi Korea Selatan. Lee Seung-woo juga tak selalu bermain sejak menit awal.
Namun, kontribusinya saat berperan sebagai pemain pengganti sangat terasa bagi Taeguk Warriors.
Empat gol yang ia ciptakan selama Asian Games 2018 belum cukup untuk membuktikan penampilannya selama ini.
Namun, cerita ini akan semakin dramatis ketika dua gol di antaranya sangat krusial karena dicetak Lee Seung-woo pada babak semifinal.
Sedangkan satu gol lain dicetak pada partai final melawan Jepang.
Sayap kanan: Safawi Rasid (Malaysia)
Sama halnya dengan Piala Asia U-23 2018, timnas U-23 Malaysia mampu tampil mengejutkan di ajang Asian Games 2018.
Salah satu kejutan yang diciptakan Malaysia adalah ketika mengalahkan Korea Selatan di babak penyisihan grup.
Skuat Harimau Muda menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan Korea Selatan di Asian Games 2018.
Safawi Rasid pun muncul sebagai momok menakutkan bagi Son Heung-min dkk pada laga tersebut.
Dua gol yang diciptakan pemain asal Johor Darul Takzim ini tentu saja membuat para pemain Korea Selatan terbelalak.
Selain itu, ia juga mencetak gol saat Harimau Muda melawan Kirgistan dan Bahrain.
Dengan trio Safawi Rashid, Syafiq Ahmad dan Akhyar Rashid sebagai juru gedor, Timnas Malaysia sepertinya bakal memiliki masa depan yang cerah.
Sayap kiri: Yuto Iwasaki (Jepang)
Rencana Jepang tampaknya berjalan mulus di Asian Games 2018. Kendati gagal naik ke podium juara, namun skuat timnas U-21 yang diboyong ke ajang ini memiliki nilai plus.
Mereka memang menargetkan Olimpiade 2020 di Tokyo sebagai tujuan utama.
Sehingga, mereka memboyong pemain-pemain berusia di bawah 21 tahun ke Asian Games 2018 yang nantinya akan menjadi bagian dari skuat Jepang di Olimpiade.
Banyak pemain-pemain Jepang yang mulai muncul ke permukaan. Salah satunya adalah sayap kiri, Yuto Iwasaki, yang sepertinya bakal menjadi andalan Jepang di Olimpiade 2020.
Selama Asian Games 2018, ia telah membukukan empat gol dan membawa skuat muda Samurai Biru melenggang hingga partai final.
Penyerang: Zabikhillo Urinboev (Uzbekistan)
Kendati perjuangannya bersama timnas U-23 Uzbekistan terhenti pada babak 8 besar, namun Zabikhillo Urinboev tetaplah layak mendapatkan kredit khusus.
Ia adalah salah satu pemain di posisi nomor sembilan yang sukses tampil impresif.
Bersanding dengan penyerang Korea Selatan, Hwang Ui-jo, bomber berusia 23 tahun ini tampak menikmati perannya sebagai kapten tim.
Bukti lainnya, ia telah menghasilkan empat gol selama menjadi teror di wilayah sepertiga akhir, meskipun kerap kali ia mendapat kawalan setidaknya dua pemain lawan.